Pages

Review Made of Stars By Hana Krisviana



Judul                           :  Made of Stars
Penulis                         :  Han Krisviana
Editor                          :  Jia Effendie
Proofreader                 :  Mita M. Supardi
Penata letak                 :  Gita Ramayudha
Ilustrasi isi                   :  Diani Apsari
Desain cover               :  Diani Apsari
Ilustrasi cover              :  Diani Apsari
Penerbit                       :  Gagas Media
Terbit                           :  2013
Tebal                           :  x + 270 hlm.
ISBN                           :  978-979-780-684-2





Synopsis :


Dahulu, harapan aadalah sesuatu yang menakutkan bagiku. Tak terhitung berapa kali dia membuatku kecewa dan kehilangan semangat hidup.

Namun, bintang jatuh yang melintas di langit Roma malam itu mengabulkan keinginan hatiku. Sesuatu yang selama ini kutahan di dalam mulutku, sesuatu yang tak pernah kuucapkan keras-keras, didengarkan oleh sebentuk bintang mati.

Dia pun datang. Seseorang yang hanya hadir sebagai kembang tidurku, kini menjelma malaikat tanpa sayap. Dia yang melengkungkan senyum di bibirku, dan menyebarkan hangat di beku hatiku.

Dia membuatku berharap lagi....

***

Aubrey. Gadis yang kemudian tinggal dengan kakeknya setelah ibunya meninggal. Gadis yang cukup menutup diri bahkan pada kekasihnya sekali pun. Bree ada sapaan akrabnya.

Zach. Laki-laki yang tampan. Merupakan kekasih Aubrey dan sama seperti Aubrey, dia juga melakukan hal yang sama seperti gadis itu.

Milo. Laki-laki yang identik dengan semua hal buruk. Tapi setelah kecelakaan, semuanya berubah 180 derajat.

Anael. Malaikat pelindung bagi Aubrey. Dia selalu berada di dekat gadis itu walaupun dengan wujudnya yang lain.

***

Cerita berawal dari sosok Aubrey yang sebut saja masih dalam keadaan berkabung setelah ditinggalkan ibunya. Bersama dengan segelas wine ditangannya ditemani suara anak-anak yang tengah bermain, Aubrey memandang langit malam. Pada saat sebuah bintang jatuh melintas dilangit yang gelap, anak-anak itu mulai berteriak dan kemudian memanjatkan harapannya. Karena menurut mereka, harapan mereka akan terkabulkan jika memohon saat ada bintang jatuh. Salah satu anak juga meminta Aubrey membuat permohonan. Awalnya Aubrey menolak secara halus, tapi kemudian ia akhirnya memanjakan permohonan juga. Dan ia berharap, permohoannnya itu bisa terkabul.

Zach. Sosok yang terlihat santai di rumahnya. Ia mengabaikan telepon yang sudah berdering kesekian kalinya. Jika saja calon ibu tirinya tidak berteriak dari dapur, ia tidak akan sudi beranjak dari sana. zach tahu, jika calon ibu tirinya sudah mulai mengomel, ia tidak akan bisa menghindar. Dan saat menempelkan gagang telpon ke telinganya, ia langsung diserang cercaaan ayahnya dan kabar buruk baginya, dan juga calon ibu tirinya. Milo, anak dari calon ibunya yang selama empat tahu terakhir hidup bersamanya dalam satu atap kecelakaan dan kondisinya cukup parah.

Saat tiba di rumah sakit, Zach dan Lucrezia¾ibu Milo, hanya bisa melihat tim dokter mulai mengerumuni Milo. Tim dokter dengan alat kejut jantungnya sudah siap dengan hitungan satu, dua, tiganya. Tim dokter melakukan beberapa kali, hingga mereka kemudian hilang harapan. Kecelakaan yang menimpa Milo benar-benar parah. Saat salah satu dokter mulai menatap keluar tepat ke langit Roma, ia melihat bintang jatuh bergerak cepat di langit yang hitam pekat. Di sanalah ia menitipkan sebuah harapan. Harapan agar Milo berhasil di selamatkan. Dan itu benar-benar terjadi. Detak jantung Milo kemudian mulai terdeteksi. Milo selamat.

Bree, sapaan akrab Aubrey, adalah kekasih Zach. Status hubungan mereka mungkin adalah kekasih. Tapi Bree sudah tidak merasakan ada percik cinta lagi di antara mereka beberapa waktu terakhir ini. Hubungan mereka hanya sebatas status saja sekarang. Zach lebih memilih mengabiskan waktu bersama dengan teman-temannya. Aubrey tidak mempermasalahkan itu. Dan menjalani semuanya dengan santai. Toh nantinya dia juga akan segera mengetahui akhirnya.

Keduanya tengah di sibukkan dengan jadwal latihan pertunjukkan mereka. Zach dan Aubrey sendiri terpilih menjadi pemeran utama setelah melakukan seleksi langsung yang dinilai langsung oleh para guru. Tapi, ada satu orang yang tidak senang jika Aubrey yang memerankan tokoh utama wanitanya¾Allegra. Gadis itu bahkan membawa serta ayahnya untuk melakukan protes. Tapi setelah Aubrey membuktikan bahwa ia pantas mendapat peran utama, Allegra bahkan ayahnya tidak berkomentar apa-ap. Tapi tetap saja, gadis itu tidak akan diam saja saat peran yang harusnya dimainkan olehnya direbut oleh Aubrey.

Milo. Setelah perjuangan panjang setelah kecelakaan itu, dia sadar. Luka akibat kecelakaan fatal itu juga sembuh begitu cepat. Tim dokter yang menangani Milo benar-benar merasa aneh dengan laki-laki itu. Walaupun tidak ada sesuatu yang buruk terjadi pada Milo, kecelakaan tetaplah kecelakaan yang walaupun hanya sedikit, pasti berdampak pada yang melandanya. Milo hilang ingatan. Semua ingatannya di dunia ini terlupakan tanpa sisa.

Bree yang berencana menjenguk Milo ke rumah sakit bersama dengan Zach merasa sedikit aneh saat semua orang mengatakan bahwa Milo adalah sosok laki-laki buruk. Tapi sosok yang tengah ada di hadapannya kini benar-benar sosok yang berbeda. Dia adalah sosok yang bisa memberi kehangatan pada Aubrey bahkan saat Zach sendiri tidak bisa memberikannya. Pertemuan singkat di atap rumah sakit itu membuat Aubrey yakin bahwa Milo tidak seperti yang diceritakan Zach ataupun orang lain.

Sejak pertemuannya saat itu, Milo terlihat sering menemui Aubrey dengan sengaja. Di hari pertemuan mereka yang pertama, Milo pernah membawakan bunga dandelion yang sudah gundul. Saat Aubrey tanya bagaimana mungkin Milo membawakan bunga dandelion yang gundul untuknya, laki-laki itu hanya menjawab, dia sudah menerbangkan serbuk bunga dandelion yang membuat permohonan untuk gadis itu. Permohonan agar Aubrey selalu bahagia dan mendapatkan hari yang menyenangkan.

Hari demi hari mereka terlihat semakin dekat. Hingga Zach yang merupakan kekasih Aubrey mulai tidak sabar dan kesal. Ia melampiaskannya pada Aubrey. Kerumitan hubungan mereka akhirnya di pecahkan oleh Aubrey sendiri. Ia mulai mengatakan apa yang ia rasakan selama ini selama berpacaran dengan Zach. Dan laki-laki itu juga mengemukakan alasan yang sama dengan Aubrey yang membuat gadis itu mengernyit. Aubrey tidak penah berniat seperti itu. Jika saja bukan karen suatu hal, Aubrey tidak akan membangun benteng pertahanan begitu kuat untuk hubungannya dengan Zach. Tapi ia benar-benar sudah tidak bisa lagi mempertahankan hubungan itu.

Di sisi lain juga, Aubrey mulai menyadari bahwa perlahan-lahan ia mulai merasakan hangatnya kasih sayang saat bersama dengan Milo. Laki-laki itu seakan memberikan kenyamanan yang biasanya hanya ia dapatkan dari sosok yang selalu muncul dalam mimipinya. Sosok yang belakangan tidak pernah muncul lagi. Sosok yang mengingatkan Aubrey akan Milo yang sering di dekatnya.

Lalu bagaimana Aubrey akan menghadapi kenyataan yang selama ini berusaha ia sembunyikan?

Bagaimana saat harapan yang dulu ada kemudian harus kembali lenyap?

Bagaimana Aubrey menyikapi saat harapan itu datang dalam bentuk lain dan nyata?

Lalu bagaimana saat kenyataan akhirnya menghadapkan Aubrey pada sosok lain dari Milo yang selama ini bersamanya?

***

Aku suka banget sama covernya. Nuansa Roma dengan ilustrasi bangunannya benar-benar cerminan Roma banget. Bukan Roma Irama, loh yah, ini kota Roma di Italia. Gradasi warnanya cukup bangus menurut aku. Ilustrasi yang digunakan juga cukup simple tapi ngena. Padang rumput atau apalah semacam itu dengan begitu banyak kunang-kunang di sana. Ah, jadi ingat sama adegan Milo sama Bree waktu itu. Mungkin satu ilustrasi perlu ditambah lagi. Sebuah bintang jatuh mungkin bisa dilukiskan di langit gelap di sampul covernya menurut aku. Karena bagaimana pun, ceritanya berawal dari sana.

Setting yang di pilih juga cukup kuat. Skaing kuatnya, kita berasa di ajak menjelajahi tiap tempat yang ada di dalam buku ini. Nuansa teater juga berasa banget. Aku cukup suka dengan setiap pendeskripsian penulis di dalam buku ini. penggambarnnya tentang suasana da tempatnya cukup baik, hingga emosi para tokohnya juga bisa di salurkan langsung ke pembaca.

Untuk tata letak isi menurut aku cukup menarik dengan berbagai ilustrasi yang menyambut kita saat mengawali bab baru. Juga ilustrasi setiap tempat, kejadian atau pun tokohnya sendiri juga ada di dalam buku. Jadi berasa liat lukisan juga dengan gambar-gambar dalam bukunya.

Untuk pembagian karakter tokohnya sendiri cukup apik juga menurut aku. Benar-benar karakter tokohnya itu kerasa dan bikin bisa manyung sampai senyum-senyum sendiri sampai nangis sendiri. Ah..., Anael..., ini semua gara-gara Anael. Cukup pas sih takaran pembagiannya.

Pemilihan konfliknya juga menurut aku cukup berani mengangkat isu mengenai penyakit yang satu itu yang kemudian digabungkan dengan mitos bintang jatuh yang kemudian dihubungkan menjadi sebuah harapan dan dunia malaikat. Well done, mbak.

Dan endingnya? Baca sendiri saja yah..., J

I give 4,8 star for this book.





1 komentar:

Afifah Mazaya mengatakan...

entah kenapa, pertama kali membaca judul buku ini yang kebayang adalah sereal sarapan yang berbentuk bintang itu.
beda jauh dengan sinopsisnya.

Posting Komentar