Judul :
Namjachiǹgu Oppa, Saranghaeyo
Penulis :
Alvhy Cho
Editor :
Misni Parjiati
Desainer cover :
Agoes
Layouter : Febri
Pracetak : Endang
Penerbit : GACA
(DIVA Press)
Terbit :
Juli 2013
Tebal :
200 hlm.
ISBN : 978-602-279-021-1Synopsis :
Bagi Cho Hye Min, gambaran masa depannya sudah
jelas. Mengikuti jejak kedua kakaknya kuliah dijurusan bisnis demi melanjutkan
usaha keluarga. Namun, perlahan hatinya mulai bimbang dengan itu semua.
Pertemuannya dengan seorang cowok teman kakanya, mengubah banyak hal. Sikap dan
perlakuan istimewa membuat cinta Hye Min tumbuh. Namun ada yang membuatnya
curiga karena ‘kedekatan’ yang lain dan munculnya sebutan SH couple. Hye Min
terpuruk dan butuh seseorang untuk menolongnya.
***
Hye Min. Gadis yang hidup jauh dari orang
tuanya. Tinggal di London dan bersekolah di sana adalah impiannya. Hingga saat
liburan musim panas berakhir, ia mulai bimbang dengan impiannya sendiri.
Lee Shin oppa.
Sosok cowok yang sepantaran dengan personil Super Junior. Memiliki wajah seperti
perempuan. Oopss...! Is he normal?
Sang Woo oppa.
Kakak tiri Jeslyn dan tidak ubahnya seperti Lee Shin. Mempunyai karunia dengan
wajah yang akan membuat banyak wanita bertekuk lutut. And he’s totally normal.
***
Perayaan ulang tahun sudah menjadi agenda rutin
untuk penduduk korea. Mereka akan terbangun pada tengah malam dan menyiapkan
pesta kejutan untuk yang berulang tahun. Dan kali ini, giliran Hye Min yang
merasakannya. Ia mendapat kejutan ulang tahun lengkap dengan lilin dan kue
ulang tahun.
Hye Min yang memang sejak awal ngotot untuk
kuliah di London harus menyiapkan semuanya sebelum ia menghabiskan liburan
musim panasnya di Korea. Tapi agendanya sebelum itu adalah ia harus hadir di
acara pernikahan orang tua Jeslyn. Dan di sana ia bertemu dengan Sang Woo oppa. Cowok tampan dan keren yang 11-12
dengan salah satu personil SuJu dan tidak lain merupakan kaka tiri Jaslyn.
Pertemuan mereka hanya sebatas hari itu karena setelah acara, Hye Min langsung
diantar ke bandara untuk bertolak ke Korea.
Di Busan, Hye Min kembali bisa berkumpul dengan
keluarganya. Tapi satu yang menggangunya saat pembicaraan ayahnya mengarah pada
keputusannya untuk kuliah di London. Ayahnya berharap, Hye Min melanjutkan
kuliah di Korea, bukannya London. Dan tentu saja hanya mendapat penolakan
langsung dari Hye Min. Dan sosok Cho oppa
adalah orang yang membuat keadaan menjadi lebih hidup di tengah percakapan itu.
Hingga sebuah kejutan mengantarkannya untuk
mengikuti kakaknya ke Seoul. Di sana, di sebuah apartemen yang terletak di daerah
Gangnam yang bisa dibilang kawasan elit, ia bertemu dengan sosok yang tidak
kalah dengan Sang Woo oppa. Lee Shin.
Shin-ie begitulah sapaan akrab Cho oppa pada laki laki cantik itu. Laki-laki yang mampu membuat jantung Hye Min berdetak
berkali-kali lebih cepat dari normal.
Lee Shin dan Cho oppa adalah teman baik. Setidaknya, itulah yang dikatakan Cho oppa. Peristiwa demi peristiwa kembali
menyatukan mereka. Mulai saat Hye Min menemani Lee Shin untuk sekedar
jalan-jalan, mengunjungi kafe dan toko milik member SuJu. Mereka melewati waktu
yang menyenangkan. Dan juga melewati waktu yang membuat canggung.
Hingga pada suatu hari, Lee Shin memperlihatkan
sikap yang tidak seharusnya diperlihatkan pada sejenisnya. Lee Shin terlalu
dekat dengan Cho oppa. Dan mereka
selalu tampak errrggg kau tahulah,
orang-orang yang saling menyayangi. Tapi ini di Korea. Tidak masalah jika
menyukai sesama jenis itu ada di dataran Eropa dan negara lain. Tapi di Korea,
dan itu adalah oppa Hye Min. Hye Min
tidak menyukainya. Lagipula, lelaki yang menjadi pasangan Cho oppa adalah orang yang selalu membuat
hari-harinya berbeda. Cho oppa hanya
mengatakan bahwa mereka hanya sahabat baik. Dan Hye Min mempercayainya.
Hari-hari berlalu dan seperti sebuah pelangi di
musim penghujan, Hye Min mendapat sebuah hadiah istimewa. Ada karet kuncir
pasangan dan gantungan ponsel berbentuk sandal kanan dan kiri. Masing-masing
dari mereka-Lee Shin dan Hye Min- memilikinya. Hingga waktunya kembali ke
London tiba, dan satu lagi kado yang ia dapatkan dari laki-laki itu. Kado yang
membuatnya selalu ingat pada sosok Lee Shin saat ia mulai menulis semua impian
dan yang ia rasakan. Kado yang akhirnya bisa merubah keputusannya dan kemudian
mengejar mimpinya.
Tapi saat ia kemudian harus dihadapakan kembali
pada kenyataan, ia seperti tida bisa berdiri lagi. Keputusannya untuk kembali
ke Korea dan kuliah di Universitas yang sama dengan Cho oppa ternyata adalah keputusan yang menguntungkan hidupnya tapi
merugikan hatinya. Keuntungannya, ia mulai bisa mengembangkan dan mewujudkan
mimpinya dan kembali bertemu dengan Sang Woo oppa. Dan kerugiannya, ia harus mendengar desas desus seputar SH
couple yang ditujukan pada Cho oppa
dan Lee Shin.
Dan hingga satu lagi bukti terkuak, Hye Min
bahkan tidak ingin lagi memandang wajah oppanya
dan sosok bernama Lee Shin.
Bagaimana Hye Min harus mengendalikan
perasaannya sendiri?
Apakah ia mampu melewati hari-harinya bersama
dengan SH couple itu?
***
Untuk covernya sendiri, karena saya pecinta
warna biru saya sangat menyukai pepaduan warnanya. Sangat lembut dan terkesan
manis. Tapi untuk ilustrasinya, mungkin gambar bangku itu bisa diganti dengan
buku pink yang diberikan Lee Shin untuk Hye Min atau mungkin gantungan ponsel
berbentuk sandal yang diberi jarak cukup jauh. Mungkin itu lebih baik.
Selebihnya sih, sudah cukup bagus untuk hiasan covernya.Untuk covernya sendiri, karena saya pecinta
warna biru saya sangat menyukai pepaduan warnanya. Sangat lembut dan terkesan
manis. Tapi untuk ilustrasinya, mungkin gambar bangku itu bisa diganti dengan
buku pink yang diberikan Lee Shin untuk Hye Min atau mungkin gantungan ponsel
berbentuk sandal yang diberi jarak cukup jauh. Mungkin itu lebih baik.
Selebihnya sih, sudah cukup bagus untuk hiasan covernya.
Untuk tata letak isi juga di susun dengan baik.
Mulai dari ilustrasi awal bab, sub judul sampai catatan kaki yang memang sangat diperlukan saat membaca buku ini.
Bahasa Korea yang digunakan di dalam cukup banyak. Karena saya sendiri suka
belajar bahasa korea, saya sebenarnya tidak perlu membaca catatan kaki untuk
mengetahuinya. Tapi saya cukup suka dengan konsep tata letak isinya.
Untuk pemilihan settingnya sendiri yaitu Korea
dan London. Mungkin untuk London sendiri, masih kurang di eksplor settingnya.
Faktornya di sini mungkin karena settingnya di London tidak terlalu banyak.
Tapi tetap saja, mungkin penulis bisa mengajak pembaca untuk sedikit mengetahui
kota London lebih dalam. Untuk setting di Korea sendiri, sebagian besar di isi
dengan tempat-tempat populer di Korea dan juga tentunya yang berhubungan dengan
SuJu. Yang tidak heran sih, karena penulis itu adalah ELF. Aku juga ELF loh
mbak. Dan juga Clouds of course. Oh.., it has to be you adalah
lagu favorit aku, mbak Alvhy.
Pemilihan karakternya di sini, mungkin sebagai
pembaca, saya sedikit greget dengan tokoh-tokohnya. Hye Min dan Lee Shin adalah
pelaku utama yang membuat level hatiku naik turun. Penulis sebenarnya bisa
lebih mengembangkan lagi dan memperkuat karakter Hye Min. Seperti di puncak
konflik, Hye Min mungkin bisa berlaku berbeda saat Lee Shin ada di sungai Han
menyusulnya. Yah..., itu hanya pendapat dari pembaca seperti saya.
Untuk pembagian karakternya sendiri cukup sesuai
dengan porsi masing-masing tokoh. Tapi di sini, saya menemukan sedikit
keganjilan. Nama eonninya Hye Min kan
Hye Mi. Tapi pas dia berkenalan dengan Sang Woo oppa dia memperkenalkan dengan nama Hye Min. Mungkin di sini ada
kesalahan sedikit yah. Sampai di sini, saya kembali membuka lembar pertama dan
mungkin saja saya salah. Tapi setelah mengecek kembali, ternyata namanya Hye
Mi. Ya, sudahlah!
Konflik yang dipilih penulis juga mampu membuat
hati pembaca kayak rollercoaster.
Hubungan SH couple yang menjadi topik utama berhasil membuat saya ber ah oh sendiri. Sampai-sampai saya sempat
mogokin baca novel ini satu jam karena kesal dengan kenyataan di pertengahan
cerita. Arrgghhh,,, #JambakRambut deh pokoknya.
Juga mungkin lebih baik lagi, jika
tulisan-tulisan di buku pink Hye Min diberi sedikit sentuhan. Misalnya dibuat
seakan-akan itu adalah sebuah kertas yang ditulis. Bukannya seperti narasi yang
nggak kita tahu jedanya yang mana. Satu kesalahan terakhir saya temukan itu ada
di halaman 176 halaman 2 dari bawah. ‘mennulis’. Itu aja sih. Selebihnya, well done.
Dan pemilihan endingnya..., #NoComment deh...,
baca sendiri.
I give 3,4 star for this book.
0 komentar:
Posting Komentar