Pages

Review That Summer Breeze By Orizuka



Judul                           :  That Summer Breeze
Penulis                         :  Orizuka
Penyunting                  :  Ria Dahlianti
Perancang sampul       :  Opung
Penata letak                 :  Niken Pratiwi
Penerbit                       :  Puspa Populer
Terbit                           :  2013
Tebal                           :  iv + 236 hlm
ISBN                           :  978-602-8290-92-0





Synopsis :

Sejak Reina memutuskan sekolah di Amerika, Ares dan Orion tidak tahu lagi kabar gadis berkepang dua itu. Ia menghilang begitu saja tanpa kabar. Padahal, sudah berjanji bertemu lagi untuk membuka surat permohonan yang mereka buat 10 tahun lalu.

Ares menganggap Reina sudah mengkhianati janjinya. Ia tidak mempercayai gadis itu lagi. Ares tidak ingin mencari tahu keberadaan Reina, apalagi menunggunya. Hanya Orion yang masih semangat menanti kedatangan Reina. Sejak ia menerima e-mail yang mengejutkan dan membangkitkan semua kenangan yang terkubur dalam-dalam di otaknya. E-mail dari Reina. Reinanya.

Reina ternyata tidak lupa akan janjinya. Reina juga tak sabar untuk bertemu seseorang. Seseorang yang sangat dirindukannya.

Apa yang terjadi ketika Reina bertemu lagi dengan si kembar Are dan Orion? Bagaimana cara Reina menghadapi Ares yang skeptis dan emosional, bahkan tidak memedulikannya? Mungkinkah Reina lebih memilih Orion yang cerdas dan jago main basket? Ikuti terus kisah seru mereka.

***

Ares. Kembaran Orion yang selalu dinomor duakan orangtuanya. Ares adalah anak band dan mahasiswa di kampus yang sama dengan Orion. Dia dan Orion benar-benar berbeda. Dan satu yang pasti, Ares jago berantem.

Orion. Kembaran Ares yang selalu dinomor satukan. Orion adalah kapten basket di kampusnya sekaligus cowok populer di kampus. Dia dan Ares tidak pernah bertemu. Bukan dalam artian bertatap muka. Dan Orion sama sekali tidak jago berantem.

Reina. Gadis berkepang dua yang bertransformasi menjadi gadis cantik yang banyak diinginkan cowok-cowok. Kembali ke Indonesia demi seseorang yang selama ini ia harapkan untuk hadir dalam hidupnya.

***

Cerita ini diawali dengan prolog ketika Ares, Reina dan Orion masih kecil. Mereka sedang berkumpul di bawah pohon akasia yang tubuh pohonnya sudah penuh ditulisi nama mereka. Gadis itu, Reina kecil, mengusulkan sesuatu. Ia memberi Ares dan Orion kertas kecil. Mereka akan menulis harapan mereka di kertas itu lalu akan mereka masukan ke dalam kaleng biskuit yang kemudian akan mereka kubur di bawah pohon akasia itu. Awalnya salah satu dari mereka menolak, tapi kemudian mereka semua kompak. Mereka akan kembali sepuluh tahun lagi ke tempat itu untuk membaca permohonan mereka, tepatnya 14 Februari 2005.

Singkat cerita, Orion dan Ares sudah dewasa dan berubah status menjadi mahasiswa. Kehidupan mereka mungkin masih sama sejak sepuluh tahun lalu. Ares yang masih sering dinomor duakan dan Orion masih tetap bisa mempertahankan juaranya sebagai anak kebanggaan orangtua. Ares sering mendapat teguran dari sang ayah karena sikap Ares yang tidak terlalu peduli dengan kehidupannya. Ia hanya akan menjawabnya dengan perlakuan masa bodoh dan tidak mau mendengarkan. Ares sudah bosan mendapat pukulan dan kata-kata kasar dari ayahnya. Ia sudah terbiasa.

Berbeda dengan Orion yang mendapat perhatian penuh orangtuanya. Ia akan mendapat perlakuan manis sang ibu dan pujian serta dari sang ayah. Orion tidak perlu repot-repot mencari perhatian orangtuanya, karena tanpa diminta, ia sudah mendapatkannya. Orion adalah mahasiswa cerdas sejak dulu. Prestasinya tidak pernah diragukan ayahnya. Ditambah lagi posisinya sebagai ketua tim basket, membuat ayahnya tambah bangga. Dan hal ini yang membuat Ares tidak terima. Tapi Ares menalan bulat-bulat perasaan itu untuk dirinya sendiri.

Tepat di saat semua kejadian dan peristiwa pelik dikehidupan Ares, sosok yang dinantinya selama sepuluh tahun terakhir sekaligus sosok yang sudah memupuskan harapannya kembali ke kehidupannya tepat di usianya yang ke 20 tahun. Yah, Reina. Gadis cilik berkepang dua yang kini bertransformasi menjadi gadis cantik yang ceria kembali ke kehidupan saudara kembar, Ares dan Orion. Orion yang memang sangat antusias mendapat kado ulang tahun dari ayahnya itu kemudian melongo dan menghampiri Reina dan memeluk gadis itu seolah masih tidak percaya bahwa gadis yang beberapa waktu lalu menemaninya di dunia maya itu sedang berdiri dihadapannya.

Tapi berbeda dengan Orion yang menyambut Reina dengan antusias, Ares justru masih duduk diam terpaku bahkan saat Reina mendekatinya. Ia seakan tidak ingin berlama-lama dengan gadis itu dan tidak mengindahkan tatapan gadis itu pada dirinya. Masih belum sembuh dari keterkejutannya, Reina yang harusnya menempati kamar Orion mendadak ingin tidur di kamar Ares yang terlihat lebih seperti gudang dengan segala keruwetannya. Tapi Reina menyukainya. Menyukai kamar itu sama dengan menyukai Ares. Laki-laki itu mengutarakan ketidaksetujuannya, tapi ibunya tida mengindahkan dan memindahkan seluruh barang Reina ke kamar Ares.

Tentu saja hari-hari Orion dan Ares tidak lagi sama saat Reina ada diantara mereka. Gadis itu dengan senyum lembutnya mampu membuat Orion tidak ikut latihan karena ingin menemaninya. Dan karena kekeras kepalaan gadis itu juga yang membuat seorang Ares mampu bertindak diluar kehendaknya.

Reina yang menyadari bahwa Ares sengaja menjaga jarak dan menghabiskan sebagian besar waktunya sejak kejadian antara Reina dan Orion. Ares secara tegas mengatakan bahwa ia sudah melupakan Reina dan meminta gadis itu menjauh yang membuat Reina menangis. Lain lagi saat ia mendapat omelan sang ayah yang membuat Ares meninggalkan rumah dan memilih tidur di tempat temannya.

Tak habis akal, Reina yang mengetahui tempat biasa band Ares manggung, langsung menyampari laki-laki itu. Kontan saja Ares kaget karena melihat Reina diantara para pengunjung saat ia naik ke atas panggung. Dan Ares pun memilih untuk menyanyikan lagu yang cocok untuk sosok Reina. Gadis itu menangis. Ia tahu bahwa ia mengingkari janjinya untuk datang tepat tanggal 14 Februari 2005. Tapi apa benar, Ares sudah melupakannya? Benarkah bahwa Ares, alasan ia kembali ke Indonesia, sudah melupakannya?

Reina tidak bisa menerimanya. Dan langkah pertama yang dilakukan gadis itu adalah meminta Ares untuk kembal ke rumah. Dan itu tidak mudah. Reina harus menyakiti dirinya sendiri untuk bisa mendapatkan keinginannya.

Semenjak itu, pengakuan demi pengakuan mulai terlontar. Yang satu menyukai yang lain. Yang lain mencintai yang lain. Hingga mereka mulai membuka kembali kenangan sepuluh tahun silam. Mereka mulai membaca harapan-harapan mereka. Dan saat itu, dua kenyataan kembali terkuak. Kenyataan tentang perasaan Reina. Dan kenyataan tentang sosok Ares.

Hingga berbagai masalah mulai dari cemburu, ketegaran, kesabaran, keikhlasan, dan pengorbanan menyertai hidup mereka.

Bukankah mengucapkan kata maaf mudah? Tapi apakah memaafkan semudah mengucapkan kata maaf?

***

 Aku suka banget sama desain covernya yang ini. pemilihan warna hijau dan kuning yang soft sangat cocok. Dan ilustrasi yang ada juga sudah mewakili bagian cerita dalam buku ini. lapangan basket, pohon akasia dan juga langit biru dengan awan-awannya yang putih.

Penggambaran settingnya juga cukup bagus. suasana yang dibangun juga cukup apik dan menyatu. Suasana seperti di klub, pertandingan basket, dan perkelahian benar-benar dibuat penulis senyata mungkin. Yah, benar-benar membuat kita merasa ada dalam setiap adegan yang ditulis.

Karakter tokohnya sendiri, yang keputusan penulis mau dibuat seperti apa. Tapi agak jengkel juga sama Ares yang cemburuan tanpa berniat mendengarkan penjelasan. Sosok Ares dan Reina juga kalau dipasangkan slaing melengkapi. Reina yang sabar dan Ares yang emosian. Yah, cocok lah. Tapi Orion mau dikemanain? Orion sama aku aja deh. Eh,,, Lala sama Reina nggak marah kan? #ApaaanSIH!!

Pembagian karakter tokoh juga sangat pas. Jadi nggak ada yang melebihi tokoh utama dan setiap tokohnya benar-benar memiliki korelasi dengan yang lainnya. Jadi setiap adegan juga tampak sangat apik.

Tata letak isi, aku cukup suka dan ilustrasi di awal-awal bab juga manis dengan sub-sub judulnya. Pemilihan endingnya juga bisa dibilang cocok.

Well, I give 4 star for this book.







0 komentar:

Posting Komentar