Judul : Almost Twilight
Penulis : Noey Moore
Editor : Gabrielle Malik III
Pemeriksa aksara : A. S. Sudjatna
Tata sampul : Ferdika
Tata isi : Violet Vitrya
Pracetak : Wardi
Penerbit : Laksana
Terbit : Oktober 2011
Tebal : 379 hlm
ISBN : 978-602-978-894-5Synopsis :
Beberapa bulan yang lalu, ketika usiaku genap
sembilan belas tahun, seorang pria tua berwajah tenang dan rupawan datang ke
panti asuhan. Rambutnya hitam lurus menutupi rahangnya. Namanya Saul, usianya
mungkin sekitar lima puluh tahun. Dia mencariku dan memberikan sebuah potongan
liontin yang berisi foto ayahku.
Setelah Enola bertemu Saul, pria separuh abad
itu mulai membuka identitas kedua orang tuanya. Tak lama dari itu,
peristiwa-peristiwa aneh pun terjadi, termasuk perisitwa jatuhnya pesawat yang
ditumpangi Enola dan menyebabkan kandasnya impian sang tokoh untuk kuliah di
Harvard.
Dari kejadian inilah, kisah sangat mendebarkan,
seru, misterius, dan aneh menimpa Enola. Ya, kecelakaan itu tiba-tiba telah
membawanya masuk ke suatu dunia yang di isi oleh sosok Edward Cullen, Bella,
para vampir, hingga werewolf; tokoh-tokoh yang pernah dibacanya dalam novel Twilight karya Stephanie Mayer.
Enola yang mengalami amnesia parah pun ditemukan
dan dirawat oleh keluarga Swan, yang terdiri dari Charlie dan Bella. Namun,
kehadirannya membuat Edward dan sekeluarga terus mencurigainya. Enola tahu apa
yang ada di pikiran para vampir vegetarian itu. Dan, Enola sulit untuk mengerti
mengapa dia diperlakukan seolah makhluk yang begitu berbahaya.
Benarkah kelak Enola bakal menyadari bahwa dalam
tubuhnya tersimpan kekuatan teramat dahsyat yang sanggup menghancurkan para
kesatria suku gelap?! Dan, benarkah bahwa dalam tubuhnya pula ternyata mengalir
darah vampir yang tak terkalahkan?
Ikuti kisahnya petualangan Enola yang demikian
memikat, lincah, dan berhasil membuat rasa penasaran Anda terjawab dengan
memuaskan.
***
Enola. Seorang gadis yatim piatu. Yah, mungkin
tepatnya sebelum ia tahu sebenarnya. Lalu, kejadian aneh mulai hadir dalam
hidupnya. Satu per satu dan perlahan-lahan, hingga ia tahu siapa dirinya.
Laurel. Sosok pria yang ditemui Enola di dalam
pesawat yang kemudian ia temui lagi di kehidupannya yang baru.
***
Cerita ini berawal ketika umur Enola menginjak
sembilan belas tahun. Saat itu pria bernama Saul datang menemuinya dan
memberikan pasangan liontin dari liontin yang dipakainya sekarang. Liontin yang
dipakai Enola adalah liontin yang dengan foto ibunya. Sedangkan liontin yag
diberikan Saul adalah liontin dengan foto ayahnya. Yah. Enola harus mengakui bahwa ayahnya di dalam foto itu
adalah seorang yang sangat tampan sekaligus terkesan angkuh dan sombong. Tapi
daya tarik benar-benar tampak dari sosoknya. Saul juga datang bersamaan dengan
suart rekomendasi untuk sekolah kedokteran di Harvard. Yah, Harvard.
Universitas nomor satu di dunia.
Hanya sedikit yang diceritakan Saul tentang ayah
Enola. Dan selanjutnya, Enola sudah ada di bandara untuk mengejar mimpinya
sekolah di Harvard. Tapi karena ketiduran di toilet, Enola harus segera
bergegas karena panggilan boarding
ternyata dilewatkannya. Hanya sebuah suara dari pengeras suara yang menyerukan
namanya yang didengar oleh telinga Enola. Namun, sesampainya di pesawat yang di
sambut dengan tatapan aneh penumpang pramugari, Enola kemudian dikejutkan lagi
dengan kesalahannya karena naik ke pesawat yang salah. Laki-laki yang duduk di
sebelahnya yang diketahu bernama Laurel berusaha menenangkan Enola walaupun
tanggapan pertama gadis itu bisa dikatakan sangat tidak sopan. Namun kemudian
mereka mulai terlihat mengobrol, dan Laurel merupakan mahasiswa tingkat akhir
jurusan huku Harvard, bukannya itu keren? Tentu saja!
Hanya beberapa saat setelah itu, kecelakaan pesawat terjadi dan membuat Enola terbangun di
tempat yang cukup asing untuknya. Yah, kini ia berada di tempat yang sama
sekali tidak pernah dibayangkannya. Sebut saja Bella dan ayahnya, Charlie yang
sedang bersama Enola. Sosok dalam cerita kesukaannya dan film yang ditontonnya.
Enola terbangun dan ada di dalam lingkungan hidup keluarga Bella dan oh...,
tentu saja keluarga Cullen’s.
Yang diketahui Enola dari cerita Bella, ia hanya
pingsan settelah kepelanya terbentur pintu mobil yang dibukakan Bella untuknya.
Tapi kecelakaan yang diketahuinya itu jutsru terjadi enam bulan yang lalu. Yah,
Enola kehilangan hingatannya selama enam bulan dan sekarang ingatannya mulai
kembali. Dari semua cerita Bella, Enola biasa menghabiskan waktunya di
perpustakaan dan membantu Mrs. Townsent di perpustakaan dan setelah itu
membantu Mr. Worthington di tokonya. Gadis itu mulai mengerti danmencoba untuk
menjalani semua aktivitasnya, walau ia harus mulai berkenalan kembali dengan
pendudukan sekitar karena ia benar-benar lupa.
Semua kejadian itu, munculnya Saul dalam
mimpinya dengan berbagai keganjilan seolah-olah membuat Enola tidak yakin
dengan apa yang sebenarnya terjadi dalam hidupnya. Hingga ia mulai bisa mendengar
suara aneh yang begitu saja berbenturan dikepalanya. Dia bisa mendengar pikiran
orang-orang disekitarnya dan ia juga kemudian tahu bahwa ia bisa mengendalikan
semua yang ingin ia dengar. Dan perlahan-lahan, ia juga bisa bergerak cepat.
Apa benar ia bukan manusia normal? Pertemuannya dengan seorang anak aneh
dihutan membuat Enola melalui berbagai kejadian aneh dan melihat anak itu
tumbuh dewasa dengan begitu cepat. Hingga penculikan Kay yang membuat Enola
harus berhadapan dengan para kesatria malam. Ia harus rela membuat tubuhnya
bermandikan darah dari para kesatria malam dan darahnya sendiri untuk
menyelamatkan Kay. Tapi ia tidak berhasil. Ia memang mengalahkan
kesatria-kesatria itu, tapi ia tidak melihat Kay.
Dan puncaknya ketika Carlisle harus merawat
Bella dan setelah gadis itu menunjukkan Liontinnya, pria itu tampak cemas dan ketakutan? Edward dan Emmet memang
mengatakan bahwa sesuatu yang aneh ada pada diri Enola, tapi ia tidak tahu jika
ia adalah anak dari orang yang sangat diagungkan dari kaum Carlisle sendiri.
Hingga pertemuannya kembali dengan Laurel dan kenyataan yang ditunjukkan pria
itu. Dan juga tentu saja pertemuannya dengan Trey.
Lalu, siapa sebenarnya Enola?
Dan, seberapa kuatkah Enola hingga ia mampu
memusnahkan semua kesatria malam yang justru bertugas untuk membinasakan semua
yang membangkang?
***
Okay..., buku ini sukses membuat saya melewati
jam tidur saya. Saya hanya tidur satu
jam lebih karena marathon buku ini saking penasarannya. Akibatnya..., mata
MinDy dan yang lain udah kayak mata panda. Tapi pas kuliah, justru semangat
karena bahasnya reproduksi..., hahaha. Mata Kuliah itu selalu berhasil
menghilangkan kantuk. Eh, kok malah curcol nggak jelas yah,,,
Cover.. aku sih nggak keberatan sama covernya yang kayak gitu karena memang tokoh di cover cukup berperan dalam kehidupan Enola pasca hilang ingatan maupun saat mendapatkan ingatannya. Setting ceritanya yang memang mengambil setting yang sama di film favorit Enola dan favorit saya tentunya, Twilight yaitu di Forks. Dengan keluarga Bella dan Edward sebagai pelengkap ceritanya. Jadi seakan-akan kita beneran ada dalam ceritanya. Salut sama penulis yang dengan mudahnya bisa membawa pembaca hanyut dan ikut merasakan sensari yang dirasakan enola. Kita juga diajak untuk mengikuti pemikiran Enola dan membayangkan apa yang dilakukan gadis itu. Dan juga ikut menerka kejadian apa yang akan terjadi selanjutnya.
Untuk ilustrasi isi sendiri, saya cukup nyaman dengan font tulisan tata letak isinya. Pembangunan karakternya juga kuat banget, semuanya diracik dengan sangat bagus oleh penulis. Hanya membayangkan saja, saya merasa ingin jadi Enola. Hahaha. Enola digambarkan sebagai gadis hilang ingatan yang kemudian akhirnya menemukan jati diri dan takdir yang selalu mengikutinya. Porsi karakternya sendiri udah ditakar se-pas mungkin, jadi nggak terkesan ada yang di ekspos gitu. Tapi, Enola tetap yang memegang posisi pertama karena memang ini kisahnya.
Konflik yang diciptakan juga banget..., bangetttt... Mengajak pembaca untuk menerka-nerka dan ikut larut dalam lautan emosi masing-masing tokoh. Konfliknya diciptakan beragam. Tapi penyelesaiannya secara bertahamp karena memang ini buku trilogi, jadi beberapa konflik memang di selesaikan di buku berikutnya. Ini warning aja, kalau kalian udah beli buku pertama, kalian harus beli buku selanjutnya.
Ending dan kejutan-kejutannya juga tidak kalah menarik. Dan buku ini sukses membuat saya marathon membacanya. Saat saya menulis review ini bukunya sudah saya selesaikan. Tapi posing reviewnya harus bertahap yah,,
I give 4, 2 star fot this book.
Cover.. aku sih nggak keberatan sama covernya yang kayak gitu karena memang tokoh di cover cukup berperan dalam kehidupan Enola pasca hilang ingatan maupun saat mendapatkan ingatannya. Setting ceritanya yang memang mengambil setting yang sama di film favorit Enola dan favorit saya tentunya, Twilight yaitu di Forks. Dengan keluarga Bella dan Edward sebagai pelengkap ceritanya. Jadi seakan-akan kita beneran ada dalam ceritanya. Salut sama penulis yang dengan mudahnya bisa membawa pembaca hanyut dan ikut merasakan sensari yang dirasakan enola. Kita juga diajak untuk mengikuti pemikiran Enola dan membayangkan apa yang dilakukan gadis itu. Dan juga ikut menerka kejadian apa yang akan terjadi selanjutnya.
Untuk ilustrasi isi sendiri, saya cukup nyaman dengan font tulisan tata letak isinya. Pembangunan karakternya juga kuat banget, semuanya diracik dengan sangat bagus oleh penulis. Hanya membayangkan saja, saya merasa ingin jadi Enola. Hahaha. Enola digambarkan sebagai gadis hilang ingatan yang kemudian akhirnya menemukan jati diri dan takdir yang selalu mengikutinya. Porsi karakternya sendiri udah ditakar se-pas mungkin, jadi nggak terkesan ada yang di ekspos gitu. Tapi, Enola tetap yang memegang posisi pertama karena memang ini kisahnya.
Konflik yang diciptakan juga banget..., bangetttt... Mengajak pembaca untuk menerka-nerka dan ikut larut dalam lautan emosi masing-masing tokoh. Konfliknya diciptakan beragam. Tapi penyelesaiannya secara bertahamp karena memang ini buku trilogi, jadi beberapa konflik memang di selesaikan di buku berikutnya. Ini warning aja, kalau kalian udah beli buku pertama, kalian harus beli buku selanjutnya.
Ending dan kejutan-kejutannya juga tidak kalah menarik. Dan buku ini sukses membuat saya marathon membacanya. Saat saya menulis review ini bukunya sudah saya selesaikan. Tapi posing reviewnya harus bertahap yah,,
I give 4, 2 star fot this book.
0 komentar:
Posting Komentar