Review Dunia Trisa By Eva Sri Rahayu

                                             Judul                       :  Dunia Trisa

                                             Penulis                    :  Eva Sri Rahayu

                                             Editor                     :  Herlina P. Dewi

                                             Desain cover           :  Teguh Santosa

                                             Layouter                 :  Diandra Creative Design

                                             Penerbit                  :  Stiletto Book

                                             Terbit                      :  Oktober 2011

                                             Tebal                       :  296 hlm

                                             ISBN                      :  978-602-96026-6-1

"Impian dan cinta, adalah dua hal yang memiliki efek yang luar biasa, sama-sama bisa membawa kita terbang, dan jatuh hingga mati. Tapi, kita tidak bisa hidup tanpa keduanya."

Sinopsis :

 Trisa, seorang wanita energik berumur 25 tahun,

sangat terobsesi menjadi aktris terkenal.

Sayangnya, dunia entertainment yang penuh

persaingan, sepertinya tidak memberinya

kesempatan. Hal itu hampir membuatnya frustasi.

Status DO dari tempat kuliahnya sudah disandang sejak

dia sibuk casting dimana-mana. Hubungan rumitnya

dengan tiga laki-laki semakin membuat hidupnya kalang

kabut. Bian, seorang vokalis band terkenal yang

menganggap Trisa sebagai cewek gampangan. Desta,

sahabat  setia sekaligus orang yang mencintainya 

dengan tulus, di depaknya hanya karena Desta

bukan selebriti. Dan akhirnya, Adam, managernya 

sendiri. Hampir saja Trisa memilih Adam,

seandainya saja dia bukan pria yang dicintai Errie,

seorang sutradara yang akhirnya bisa

mengangkat karirnya.

Di tengah masalah yang menimpanya, dia juga

harus kehilangan sahabat terbaiknya. Mampukah

Trisa bertahan? Dan, siapakah sebenarnya pria yang

mampu merebut hatinya?

***

Trisa Perempuan yang berstatus sebagai mahasiswa di umurnya yang dua puluhan. Trisa mempunyai mimpi untuk menjadi seorang aktris yang terkenal. Alasan kenapa dia nggak lulus-lulus dari universitas, yah itu. Dia lebih mengutamakan casting daripada kuliahnya.

Desta. Seorang sahabat yang selalu setia menemani Trisa dan menyimpan perasaannya untuk gadis itu.

***

Trisa adalah seorang yang begitu terobsesi menjadi aktris terkenal. Hingga kuliah yang harusnya ia selesaikan, menjadi terhambat karena proses casting  yang terlalu banyak mengambil waktunya. Gadis itu terancam di DO karena sepertinya masa kuliahnya tidak lagi bisa di perpanjang. Yah, mengejar impiannya menjadi aktris terkenal, membuatnya harus berusaha keras mengikuti berbagai casting yang mungkin saja bisa membawa namanya untuk di perbincangkan.

Jika ia sudah mengatakan ini dan itu tentang mimpinya, maka ia akan menjadi begitu keras kepala dan ambisius. Dan di sisi lain, Desta, sahabat Trisa, diam-diam menyimpan rasa sayang pada gadis itu. dan Adam, managernya yang bisa mengubah kekeras kepalaan gadis itu akan suatu pandangan tentang pernikahan.

Persaingan di dunia hiburan memang selalu ketat. Mulai dari isu miring, persaingan sesama artis, hingga banyaknya kendala yang harus di tempuh oleh sang aktri sendiri.

Lalu, bagaimana Trisaa menjalani kehidupannya yang membuatnya dilema? Dan bagaimana pula kehidupan cintanya? Siapa yang akan dia pilih?

***

Aku suka. Aku suka. Suka sama konsep yang menceritan perjalanan yang penuh batu terjal untuk meraih mimpi. Karakternya tokoh Trisa sendiri diciptakan begitu ambisius tapi tetap ingin melewati jalur yang benar. Nggak asal nyimpang sana, nyimpang sini. Sumpah.., member klub yang lain udah gregetan sendiri sama tokoh yang satu ini. Seluk beluk dunia hiburan di sini digambarkan dengan sangat detail. Mulai dari benar-benar berjuang dari bawah, suka duka baik sebelum dan saat tenar, dan dilema artis tentunya

Aku suka cara mbak Eva dalam menuturkan ceritanya. Tokohnya mendapatkan porsi masing-masing dan tidak berlebih. Ini chicklit pertama yang aku baca sebenarnya. Jadi nggak tahu bagaimana-bagaimananya #Jujur. Kadar kisah asmara pun di takar cukup pas. Cerita nggak mungkin menarik kalau nggak ada yang gitu-gitunya.

Jujur lagi, ada beberapa bagian dari cerita yang mudah ditebak. Tapi, tidak sampai mengurangi niat membaca Malah, akan semakin untuk menyelesaikan kisah Trisa itu sendiri. Buku ini cukup untuk membuat saya dan member lain tertawa sendiri, sampai-sampai kami semua saling menegur saat salah satu dari kami membaca. Ada juga yang tiba-tiba teriak emosi gara-gara Trisa. hahaha...,

Aku suka cara penciptaak konflik dan PoV yang digunakan. Jadi kerasa banget feel dari Trisanya.

Untuk bukunya sendiri, mungkin ada beberapa hal yang perlu di perhatikan. Pada halaman di awal-awal buku, tulisannya banyak yang buram. Ada juga typo-typo yang kasih bersebaran. Untuk ukuran bukunya udah bagus banget untuk aku pribadi karena mudah dibawa-bawa saking imutnya.

Untuk mbak Eva, Karakter Trisa udah, di Love puzzle juga udah. Mungkin mbak Eva bisa menciptakan karakter yang benar-benar berbeda dari tokoh utama dalam kedua novel mbak. Eh.., #TwinsProject,, itu aku tunggu loh mbak.., hehehe. Nggak sabar bulan Mei.

3,5 star for this book,,, ^^

Sukses terus buat mbak Eva ^^

Quotes :

"Rumah ini tidak terasa lagi seperti tempat tinggal. Rumah bukan lagi tempat untuk pulang. Dia hanya sebentuk dinding-dinding beku yang membawaku masuk dalam kesedihan panjang."

"Hidup itu seperti circle. Ya, bulat, berputar. Kadang kita mengalami kembali kejadian-kejadian yang dulu pernah kita rasakan. Seperti bulatan yang berawal dari satu titik dan kembali bertemu dengan titik awal untuk menyempurnakan bentuknya. Begitulah circle dalam hidupku." 

"Pernah kan ketika bertemu seseorang, kamu merasa yakin seyakin-yakinnya kalau dia adalah belahan jiwamu. Kalian cocok satu sama lain. Ada sebuah chemistry yang teramat kuat di antara kalian berdua. Tapi, dia bukanlah orang yang kamu cintai. Kemudian kamu berusaha sekuat tenaga agar bisa mencintainya, tapi gagal." 

"Berjuta kali aku merindukannya, berjuta kali aku ingin menghubunginya, berjuta kali aku ingin memeluknya, dan berjuta kali aku ingin mengatakan cinta padanya. Tapi setiap kali pikiran itu datang padaku, aku selalu meyakinkan diri sendiri, bahwa aku tidak berhak menganggunya, karena aku memang tidak memilihnya. Aku tidak pernah mengejarnya, tidak pernah mencarinya. Hanya membiarkan diriku semakin keropos karena menginginkannya."