Pages

Review Paris By Prisca Primasari


Judul                           :  Paris – Aline
Penulis                         : Prisca Primasari
Editor                          :  eNHa
Proofreader                 :  Gita Romadhona, Ibnu Rizal
Penata Letak               :  Dian Novitasari
Desain sampul             :  Jeffri Fernando
Ilustrasi isi                   :  Diani Apsari
Penerbit                       :  Gagas Media
Terbit                           :  2012
Tebal                           :  x + 214 hlm.

ISBN                           :  978-979-780-577-7



Synopsis : 

Pembaca tersayang,

Dari Paris, sepotong kisah cinta bergulir, merupakan racikan istimewa dari tangan terampil Prisca Primasari yang sudah dikenal reputasinya dengan karya-karya sebelumnya Eclair, Beautiful Mistake, dan Kastil Es dan Air Mancur yang Berdansa.

Ini tentang sebuah pertemuan takdir Aline dengan seorang laki-laki bernama Sena. Terlepas dari hal-hal menarik yang dia temukan di diri orang itu, Sena menyimpan misteri, seperti mengapa Aline diajaknya bertemu di Bastille yang jelas-jelas adalah bekas penjara, pukul 12 malam pula?

Dan mengapa pula laki-laki itu sangat hobi mendatangi tempat-tempat seperti pemakaman Ṕere Lachaise yang konon berhantu?

Setiap tempat punya cerita.

Dan inilah sepotong kisah cinta yang kami kirimkan dari Paris dengan prangko yang berbau harum.


Enjoy the journey,


Editor.

***

Aline. Seorang perempuan Indonesia, memutuskan untuk melajutkan kuliah di Paris demi gelar master yang sangat di inginkan ayahnya. Awalnya, Aline selalu saja ingin kabur dari kota itu karena rasa rindu pada ibunya. Tapi kemudian, seorang pria bernama Sena muncul dan mengubah hari-harinya.

Sena. Laki-laki misterius yang ditemui Aline di Place de la Bastille pukul 12 malam hanya karena porselen yang tidak sengaja ditemukannya di Jardin du Luxembourg. Sena seperti kepingan puzzle yang bagian-bagiannya masih harus dicari dan disatukan.

Ezra. Tetangga Aline yang kerap kali ia lihat saat ia pulang ke flatnya. Ezra bisa dibilang juga cukup misterius, tapi kemisteriusannya dikalahkan oleh Sena.

***

Cerita ini dimulai dengan paket yang diterima Sévigne Devereux dari Aline. Di dalam paket itu ada diary yang biasa digunakan Aline untuk mengungkapkan isi hatinya selama ada di Paris.  Dan sosok Sévigne yang suka dulunya membuat vinyet mungkin sudah bosan. Dari diary itu, Aline berharap, Sévigne bisa mendapat sedikit inspirasi.

Cerita ini kemudian mengalir, bersama dengan lembaran pertama diary Aline yang dibuka Sévigne. Semuanya berawal dari kedekatan Putra, salah satu rekan ditempatnya bekerja dengan sesama rekan kokinya, Lucy. Aline menyukai laki-laki itu, sampai-sampai dia harus meminta cuti agar tidak melihat mereka berdua untuk sementara  waktu. Hanya sampai hatinya pulih kembali.

Hal itu membawanya pada permasalah baru. Pecahan poselen yang ditemukan Aline di Jardin du Luxembourg, membuatnya harus mengenal laki-laki yang bernama Sena. Laki-laki yang demi porselen yang sekarang ada ditangan Aline ingin menemuinya di Place de la Bastille pada pukul 12 malam. Pertemuan pertama mereka gagal, maksudnya dibatalkan sepihak oleh Sena. Padahal, Aline sudah menunggu laki-laki itu cukup lama.

Hingga akhirnya mereka bertemu, dan Sena mengatakan akan mengabulkan tiga permintaan Aline sebagai tanda terima kasihnya. Berhubung karena Aline sedang merindukan keluarganya tapi karena kondisi finansialnya sekarang tidak mendukung, Aline ingin Sena membantu untuk membeli tiket untuk ibunya ke Paris. Dan sena tentu saja mengiyakan.

Dibalik semua kejadian di mana Sena yang memintanya untuk bertemu di tempat-tempat yang tidak terduga, sosok Sena yang tiba-tiba lembut saat menyinggung tentang kakaknya, dan kenapa laki-laki itu sering kali muncul secara tiba-tiba. Aline merasa Sena adalah sebuah Puzzle yang memang harus disusun untuk bisa mendapatkan jawabannya.

Hingga suatu hati ketika Aline sedang jalan dengan Sena, seorang wanita yang mungkin seumuran ibunya, menarik paksa Sena, madam Poussin. Aline berusaha mengejar dan terus berteriak dibalik pagar rumah tempat Sena dibawa. Hingga Sena meneriakkan sebuah alamat yang harus dikunjungi Aline. Di sinilah ia bertemu dengan Abel, kakak Sena.

Bagaimana tentang permintaan kedua dan ketiga Aline pada Sena?

Dan, apa yang berusaha ditutupi Sena?

Lalu bagaimana kelanjutan kisah keduanya?

***

Aku sendiri udah srek dari awal sama novel ini. Konsep penulisannya kayak diary. Aku suka banget. Ada konsep moodynya juga tiap kali nulis. Ide ceritanya juga cukup mengesankan. Jadi nggak berkutat dengan ide-ide yang sudah cukup banyak di pasaran. Ada rasa penasaran untuk memecahkan setiap tekaa-teki setiap membuka lembar demi lembarnya. Tapi justru kita justru akan di suguhkan teka-teki baru di awalnya. Karena semua teka-tekinya hanya akan di selesaikan setelah puncak konflik.

Konflik yang dibangun juga cukup apik. Mulai dari permasalahan Sena dan pasangan Poussin sampai kakaknya dan juga untuk Aline dan Ezra.

Tapi untuk tokohnya sendiri, untuk tokoh Sena dan Aline porsinya udah pas menurut saya, tapi mungkin lebih baik lagi, jika porsi untuk tokoh Ezra ditambah. Jadinya kayak gimana, yah, pas tahu-tahu ternyata Ezra buatin video untuk Aline dengan bantuan Sena. Kayak ngga dapat ceritanya, eh langsung-langsung aja sampai situ.

Settingnya menurut aku fabulous banget. Udah banget-banget deh deskripsi tempat, sama suasananya dapat banget. Jadi seperti terjun sendiri dalam ceritanya.

Ah, covernya, ini udah pas banget. Udah suka banget deh. Wishnya kan supaya bisa baca buku #STPC dari Gagas Media dan Bukune, tapi baru baca dua, London dan Paris.

Aku temuin beberapa typo sih, tapi nggak seberapa. Bisa ditolerir, lah. Tapi justru  sih, tapi nggak seberapa. Bisa di tolerir, lah. Tapi justru typo-typo inilah yang terkadang membuat pembaca malas buka lembar selanjutnya. Jadi tolong di perhatikan.

Buku ini patut untuk dibaca.

I give 4 star for this book.




0 komentar:

Posting Komentar