Judul : Because I Love You
Penulis : Adeliany Azfar
Desain sampul : Mahar Mega
Tata letak : Cintia
Penyunting : Gari Rakai Sambu
Pemeriksa aksara : Tika Yuitaningrum
Penerbit : Cakrawala
Terbit : 2014
Tebal : 212 hlm.
ISBN : 978-979-383-271-5Synopsis :
Aku
menepis tangannya pelan yang masih menyentuh daguku. “Gue bukannya menyesal,
cuma nggak ingin melukai siapa pun lagi,” lirihku.
Ricky
terdiam, masih terpana menatapku. “Termasuk gue?”
Aku
menggigit bibir gelisah. “Elo pengecualian.”
Abel
diberi dua pilihan yang serba tidak enak: masuk di sekolah yang tak ia suka,
atau menikah dengan cowok pilihan sang mama. Abel memilih pilihan pertama. Tapi
kehidupannya di Kousei High School jauh dari kata menyenangkan. Ia sulit
beradaptasi di sekolah ala Jepang itu. Kesulitannya diperparah dengan sikap
Ricky, teman sebangkunya yang teramat ketus padanya.
Hidupnya
mulai menjadi indah ketika Kiorond, senior yang ia suka, menghadiahinya sebuah
cincin. Cincin yang akhirnya berujung petaka. Ia dituduh sebagai perebut
kekasih orang. Teman-temannya pergi menjauh, membuat Abel harus menghadapi
segalanya seorang diri.
Mampukah
Abel bertahan? Akahkah ia menemukan akhir bahagia untuk kisah cintanya?
***
Abel. Perempuan yang mengalami kesulitan
adaptasi di sekolahnya yang baru. Sifatnya yang blak-blakan dan tidak terlalu
pandai mengontrol emosi.
Abith. Sahabat sekaligus roommate bagi Abel. Begitu lembut dan polos. Tapi, siapa yang tahu?
Ricky. Laki-laki penuh misteri. Satu kelas
dengan Abel dan juga teman sebangkunya. Penuh misteri, juga penuh dengan
kejutan.
Kiorond. Senior Abel. Baik hati. Memberi
perhatian pada Abel. Tapi, siapa yang tahu?
***
Semua bencana
ini dimulai dari keinginan sang Mama yang ingin menyekolahkan Abel di salah
satu sekolah yang dia inginkan. Sedangkan Abel sendiri menolak setelah melihat
dari seragam sekolah yang seperti baju pengantin baginya. Penolakan Abel tak
serta merta menghentikan langkah sang Mama. Abel diminta untuk memilih, sekolah
atau dinikahkan? Abel tahu mamanya tidak akan asal bicara. Dan semuanya
terbukti setelah Abel melihat mamanya menghubungi teman-temannya hanya untuk
sekedar menanyakan apakah anak mereka sudah menikah atau tidak.
Abel mengalah. Ia memutuskan untuk memilih masuk
sekolah daripada dinikahkan diusia yang masih muda. Ia baru SMA, yang benar
saja. Sekolah Jepang! Lagi-lagi kejutan tak terduga dari mamanya. Tak sampai
disitu saja, Abel dipaksa untuk membawa sendiri kopernya ke kamar asrama yang
ada dilantai 2. Yah, Abel akan tinggal di Asrama. Mamanya yang buru-buru untuk
menjemput papanya di Bandara meninggalkan Abel yang kebingungan. Alhasil, ia
harus menanyakan lokasinya pada peta dan orang-orang yang berlalu lalang.
Ricky. Seseorang yang tidak sengaja ditabrak
Abel dan juga sekaligus orang yang menunjukkan kamarnya. Dan secara kebetulan
adalah tetangganya. Ricky tinggal di kamar 17 sedang Abel dikamar 27. Kamar
mereka berhadapan. Lain lagi roommate
Abel, Abith. Gadis yang nyata-nyatanya mengaku sebagai sahabat Ricky sejak
kecil. Mengagumi dan memuja sosok Ricky. Raut muka Abith juga sering berubah
saat Abel menyebut nama Ricky.
Segala permasalah terjadi saat pertandingan
basket antara senior di Kousei High School. Karena suatu peristiwa, Abel
menjadi dekat dengan senior Kiorond. Dan karena kedekatannya itulah, segala
kesalahpahaman terjadi. Termasuk salah paham dengan hatinya sendiri.
Perlahan-lahan, semuanya menjadi jelas. Siapa
yang melakukan semua ini, bagaimana semua masalah ini berawal dan kenapa Abel
yang menjadi sasaran.
Lalu, bagaimana sebenarnya sosok Abel dimata
Kiorond?
Dan juga sosok Abel dimata Ricky?
Lalu, bagaimana dengan Abith?
***
Setelah membaca prolog, sebenarnya, ini memang kisah cinta segitiga. Itu adalah anggapanku
saat membuka lembaran itu. Deskripsi latar dan suasananya sangat pas menurut
saya. Pemilihan temanya sendiri untuk cerita mungkin sudah banyak yang
mengambil tolak ukur Jepang. Tapi, kembali lagi, ini hanya penggunaan bahasa
dan cara bersikap ala Jepang di novel ini. Dari novel ini, kita bisa menambah
kosakata lagi dan mengetahui bagaimana adat dan cara berperilaku ala Jepang.
Bagaimana kita menghargai orang yang lebih tua, walau hanya satu, dua tahun di
atas kita.
Karakter tokoh juga dibangun dengan bagus. Sosok
Abith yang memang blak-blakan tapi cenderung ngeselin juga. Bukan karena
gimana, tapi, kalau udah bicara kayak nggak bisa di rem. Kiorond sendiri
karakternya juga seperti ngambarng. Karena porsinya itu tidak terlalu banyak.
Abith. Siapa pun yang pernah membaca novel ini pasti terkecoh sama sosok yang
satu ini, walau pas mendekati udah bisa nebak, tapi twist yang diselipkan juga
cukup menarik untuk diikuti.
Kemudian untuk sosok Ricky. Sosok yang satu ini,
udah bukan rahasia publik lagi kalau dia suka banget masang headset pas lagi
belajar, tiduran dikursi atau di mana pun ia bisa tidur. Dia juga tergolong
jenius, walaupun nggak merhatiin pelajaran, dia bisa jawab dengan sangat lengka
pertanyaan dari senseinya. Nah,
kekurangannya ada di sini. Penulis tida menjelaskan bagaimana Ricky bisa suka
tidur di dalam kelas. Mungkin ada sesuatu yang mungkin menyita waktu tidurnya.
Atau masalah mengenai kenapa ia mau masuk ke Kousei High School yang ceritanya
sama dengan alasan Abel. Terus juga, nggak diceritain kenapa dia bisa jenius.
Penonjolan karakter Ricky di sini masih kurang. Walaupun, sebagian besar porsi
Ricky dan Abel sama banyak, tapi nggak ada jawaban akan hal itu. Mungkin lebih
baik, walau sedikitnya dijelasin mengenai hal ini.
Untuk cover sendiri sedikit bingung juga, kok
ada cincin? Penggambaran sosok Kiorond? Di sini, dia nggak banyak ngambil scene. Mungkin covernya itu lebih cocok
tempat rahasianya Abel sama Ricky.
Ada juga typo
yang masih tersebar.
But, overall, aku suka ide ceritanya dengan latar sekolah
Jepang dan cara bangun konfliknya pas. Walau ada beberapa yang masih aku nggak
ngerti.
I give 3,4 star for this book, ^_^
1 komentar:
semangat
Posting Komentar