Pages

Review Partitur Dua Musim By Farrahnanda


Judul                           :  Partitur Dua Musim
Penulis                         :  Farrahnanda
Editor                          :  Itanovid
Desainer Cover           :  Aan_Retiree
Layouter                      :  Fitri Raharjo
Pracetak                      :  Endang
Penerbit                       :  de TEENS
Terbit                           :  April 2014
Tebal                           :  347 hlm.
ISBN                           :  978-602-255-528-5



Blurb :

Delapan tahun lalu, si kembar Laroux pindah ke Montréal karena dua buha biola bernilai tinggi. Tapi kehidupan mereka berubah dengan kehadiran M. Barnabé. Sosok itu mengejutkan The Red dengan dua permintaan yang diluar dugaan. Salah satunya adalah permintaan untuk sebuah simfoni dengan harga sangat tinggi. Simfoni pun berujung pada cinta seorang perancang terkenal dan Monique Barnabé pada dua musisi muda itu. Hingga membuka identitas Scarlet sebagai seorang aseksual. Merasa cintanya ditolak, si perancang busana pun mengincar Crimson yang memang menantikan moment itu.

Tapi siapa sebenarnya sosok M. Barnabé? Ada sesuatu yang disembunyikannya, termasuk obsesi untuk mendapatkan dua biola milik si kembar.

***

Scarlet.  Musisi dibalik layar The Red. Seorang jenius yang mampu menciptakan musik yang indah dan elegan sekaligus kesulitan luar biasa.

Crimson. Saudara kembar Scarlet. Merupakan pribadi yang cukup berbeda dengan Scarlet. Jika Scarlet termasuk sosok sedikit canggung, maka Crimson adalah sosok yang mudah berbaur.

Monique. Wanita cantik yang begitu cepatnya terpesona dengan pesona yang menguar dari sosok Crimson. Tapi siapa tahu bahwa dibaliknya ada rahasia yang sangat mengerikan.

Elena. Perancang busana terkenal yang sama seperti Monique, langsung terpesona dengan sosok Scarlet dan memanggil laki-laki itu dengan sebutan pangeran.

***

Semuanya dimulai dari tawaran M. Barnabé untuk sebuah simfoni di ulang tahun putrinya Monique. Karena putrinya benar-benar mengidolakan The Red, maksudnya adalah nama untuk Scarlet dan Crimson di dunia maya, M. Barnabé rela mengeluarkan biaya yang cukup besar dengan pemesanan simfoni dari seorang jenius seperti Scarlet. Dalam hal ini, Scarlet lah yang membuat semuanya dan Crimson yang akan memainkannya karena Scarlet sama sekali tidak suka jika ia harus menampakkan wajahnya di depam umum sebagai seorang jenius dalam menciptakan simfoni.

Awalnya, Crimson tidak ingin terburu-buru memutuskan tawaran menggiurkan dari M. Barnabé, tapi karena pria itu mendesak dan waktunya tidak banyak ditambah tawaran menggiurkan hanya untuk sebuah simfoni, Crimson langsung saja menerima tawaran itu tanpa persetujuan Scarlet tentunya karena saudaranya itu sedang tidak ada di tempat.

Tepat tanggal 30 September yang artinya 28 hari lagi setelah tawaran M. Barnabé, simfoni akan dimainkan di pesta ulang tahun Monique. Tapi Crimson merasa ada sedikit yang janggal dari permintaan M. Barnabé. Tapi kemudian ia tidak memusingkan hal itu. Dan setelah bertemu Scarlet, dugaan Crimson benar adanya. Memang ada yang janggal. Bagaimana mungkin mereka memainkan sebuah simfoni secara live jika Crimson adalah seorang pianis dan Scarlet adalah komposer. Benar-benar tidak masuk akal. Mereka bukan Orchestra.

Jika Scarlet memikirkannya dengan kepala dingin, lain lagi dengan Crimson. Ia terlihat tertekan dengan semuanya, apalagi ia sudah mengiyakan tawaran itu dan sudah tidak bisa dibatalkan. Jalan satu-satunya adalah meneruskannya dan meminta bantuana dari Orchestra yang bisa mengimbangi simfoni yang diciptakan Scarlet.

Persiapan pesta ulang tahun Monique juga tetap berjalan. Termasuk baju yang akan digunakan kembar Laroux di pesta nanti. Tapi satu masalah yang muncul, Scarlet benar-benar tidak mau diukur. Dia paling benci dengan yang namanya disentuh. Tapi masalah itu bisa dengan mudah di atasi Crimson. Dan Scarlet mulai sibuk membuat semua yang dibutuhkan dalam simfoni gubahannya nanti. Partitur musik sudah jelas memenuhi kamar Scarlet.

Hingga pesta itu tiba, semuanya di susun dengan sangat sempurna dan hasilnya tentu saja juga sempurna. Monique benar-benar menyukai persembahan dari kembar Laroux. Dan banyak tamu yang juga terkesima dengan somfoni yang dimainkan keduanya. Tidak salah memang jika mengundang keduanya dan meminta mereka terlibat dalam hal ini.

Dan malam itu juga, Monique terpesona dengan sosok Crimson dan Elena, sang perancang busana yang merancang baju si kembar Laroux di pesta terpikat oleh sosok Scarlet yang benar-benar misterius. Perempuan itu benar-benar dibuat terpesona oleh Scarlet.

Semuanya berjalan dengan sangat cepat. Mulai dari hubungan yang terjalin antara Crimson dan Monique. Juga dengan Elena yang tidak pernah menyerah untuk bisa berada di dekat Scarlet. Tentu saja tidak mudha untuk membuat seorang Scarlet jatuh ke sosok Elena. Tapi usaha gadis itu benar-benar gigih hingga Scarlet pun harus menyerah dan mulai menerima kehadiran Elena di dalam hidupnya.

Hingga saat Elena mulai terlihat gila dan kesal dengan penolakan Scarlet, ia pun mendatangi Crimson dan menjadikan laki-laki itu sebagai pelarian dan pelampiasan atas penolakan Scaarlet atas dirinya. Tapi siapa yang menyangka, bahwa seorang Scarlet bisa marah dengan sosok Elena yang ketahuan bermain dibelakang Scarlet dengan saudaranya sendiri. Dan untuk kedua kalinya, Elena harus rela berada dalam keterpurukan. Benar-benar terpuruk hingga ia sendiri tidak sadar akan kehidupan yang ia jalani setelah Scarlet tidak memperdulikannya.

Karena pengakuan itu, Scarlet bisa berubah-ubah. Dia menampakkan sisinya yang memang seorang manusia yang bisa saja marah, dan juga sisi pemaafnya. Setelah semua yang ia lakukan untuk Elena, di kesalahan pertamanya hingga ia membawa biola kesayangannya keluar dari rumahnya dan memainkkan dengan suasana romantis di dalam hutan, hingga membuka diri pada sebuah sentuhan yang mungkin selalu membuatnya merasa tidak nyaman. Tapi Scarlet melakukannya! Demi seorang Elena.

Kehidupan tetap berjalan hingga suatu rahasia yang dikemukakan M. Barnabé berhasil membuat kembar Laroux kembali ke ingatan beberapa tahun lalu. Ingatan mengenai pencurian Biola Stradivarius yang telah di susun Crimson bersama Scarlet. Hingga kemudian Biola itu hilang dan menguak sisi dan konspirasi mafia bernama mancore.

***

Untuk kak Farrah, terima kasih untuk buntelannya. Maaf baru bisa buat reviewnya sekarang.

Untuk covernya, cukup suka dengan pemilihan warna cokelatnya yang soft banget. Adem liatnya. Suka juga dengan konsep covernya yang menampilkan sosok kembar Laroux. Satunya adalah seorang komposer dna satunya adalah pianis.  Benar-benar suka dengan covernya. Backround coer dengan bangunan-bangunan tinggi yanag tampak di samarkan juga menambah kesan elegan untuk covernya sendiri.

Untuk pemilihan settingnya, ini aku suka banget. Detail banget dan benar-benar ngerasain feel tokohnya. Ada banyak istilah-istilah yang mungkin hanya dimengerti oleh para musisi, tapi penulis bukan musisi loh. Tapi heran, kok, bisa yah, ciptain buku yang berkelas kayak gini? Semuanya musik dan musik. Dan salut banget sama penulis untuk ini. Dan saya juga berterima kasih di ijinkan menjadi salah satu pembaca untuk buku yang menakjubkan ini.

Tata letak isinya, saya cukup suka juga dengan konsepnya. Rapi dan buat mata enak lihatnya. Ditambah beberapa ilustrasi di awal bab dan juga di akhir-akhir bab menmabah kesan semarak bukunya tapi tetap humble sama isinya.

Pembagian karakter tokohnya sendiri, menurut saya, awalnya sih semuanya stabil dan dalam porsi masing-masing. Tapi saat menuu halaman-halaman akhir, sosok yang banyak dibahas adalah sosok Scarlet dan Elena dan berbagai masalah yang dihadapinya. Jadi bisa dibilang, point of view lebih kepada sosok Scarlet. Sebenarnya cukup cocok sih, apalagi permasalahan yang dihadapi Scarlet benar-benar tidak jauh beda dengan Elena. Jadi mereka memang pasangan yang cocok sejak awal.

Untuk konfliknya sendiri, aku sedikit kesal sama ini. konfliknya udah klimaks banget tapi kemudian di stop. Kayak penulisnya bialng kayak gini stop sampai di sini aja. Nuntut sekuela nih kayaknya, saya. Mengenai mancore sendiri, juga dibahas dalam buku kak Adit yang Find Love. Ada sih bukunya, tapi belum kelar bacanya. Rencananya bakalan baca setelah baca buku PDM ini. hiks, hiks.

Ending...? guess what?? Annoying. Kalian akan tahu jika membacanya sendiri. Menyebalkannya bukan dari sisi negatif sih, lebih kepada pembaca yang kesal karena ceritanya nggak selesai

And for star?? I give 4,7 star for this book.





0 komentar:

Posting Komentar