Judul :
MarshMeLove
Penulis :
Mita Miranti
Editor :
Fanti Gemala
Desainer cover :
SAS Studio
Ilustrasi cover :
SAS Studio
Penata isi : Lisa Fajar Riana
Penerbit :
Grasindo
Terbit :
Mei 2014
Tebal :
vii + 276 hlm
ISBN : 978-602-251-495-4Synopsis:
Haruskah seorang anak menanggung rasa bersalah dalam hidupnya?
Zoya memiliki rahasia besar yang dismpiannya
erat-erat dari keluarganya. Baginya, kehidupan berubah semenjak ia kehilangan
ibunya dalam sebuah tragedi yang tak sengaja ia ciptakan. Bertahun-tahun
kemudian, Zoya menuangkan kesedihannya dengan membuat adonan marshmallow yang disukai anak-anak. Ia
berharap bisa mewujudkan mimpinya, dengan mendirikan toko sekaligus
mempraktikkan resep-resep peninggalan sang ibu.
Ketika ia berteu dengan Devin yang mengajaknya
bekerja sama dalam bisnis, rahasia demi rahasia pun terungkap. Zoya terjebak
atas apa yang ia yakini selama ini. Kebenaran tak hanya menghancurkan harapan
dan perasaannya pada laki-laki itu, tapi juga membawanya kembali ke masa lalu.
***
Zoya. Perempuan yang memilih mengenyahkan semua
kenangan buruknya dengan membuat marshmallow.
Dengan sebuah rahasia besar dalam genggamannya, ia menjalani hidupnya dengan
penyesalan.
Devin. Duda beranak satu yang berusaha merintis
sebuah coffee shop di Indonesia
sebagai cabang dari usahanya di luar negeri. Kemunculannya seakan membuka
lembar demi lembar kenangan masa lalu Zoya.
***
Berawal dari sebuah prolog. Zoya yang saat itu
tengah melakukan wawancara seputar usaha yang tengah dirintisnya. Sebuah toko
berhasil dijalankannya. MarshMeLove adalah sign yang bisa ditemukan di depan
toko. Zoya menjawab semua pertanyaan dengan baik. Tapi saat pertanyaan mengenai
siapa yang mendorong Zoya membuka toko MarshMeLove itu, ia terdiam. Pertanyaan
itu seolah melemparkan kembali ke masa lalu. Ke masa yang ia ketahui adalah
masa yang paling menyakitkan dalam hidupnya. Dan alasannya membuka toko ini
adalah seseorang dalam masa lalu itu.
Zoya tidak menyukai hujan. Ia benci karena ia
harus berjalan dari seberang jalan ke tokonya. Dan lagi, ada genangan air di
depan tokonya tiap kali hujan membasahi bumi. Tapi tidak sedikit juga yang
mengunjungi tokonya walau sedang hujan seperti hari itu. Di tokonya hanya ada
Elma yang merupakan sahabatnya dan juga seorang karyawati. Zoya menghabiskan
sebagian besar waktunya di kota Bandung untuk mengurusi toko marshmallownya. Ia hanya sesekali
mengunjungi ayahnya yang tinggal di Jakarta. Sedangkan adiknya¾Zelva¾ melanjutkan kuliah di Boston.
Pelanggan tokonya lebih dominan anak-anak. Tapi
ada juga dari remaja hingga dewasa. Hingga pasa suatu hari, salah satu
pelanggannya datang dan menanyakan seputar kertas yang terpampang di depan
tokonya bertuliskan DISEGEL. Yah,
memang tidak mudah melakukan usaha seperti itu tanpa berurusan dengan
pemerintah. Dan ia sudah mendapat peringatan beberapa kali. Biaya untuk hal itu
tidak sedikit. Tapi Zoya berusaha untuk melakukan semuanya sendiri tanpa
melibatkan ayahnya yang bisa dengan mudah menyelesaikan masalah itu. Dan Zoya
juga berjanji pada anak kecil itu bahwa tokonya tidak akan tutup.
Hingga kemunculan sosok Devin yang secara
terang-terangan ingin membeli tokohnya muncul dalam situasi yang sama sekali
tidak terduga. Elma, yang sering mengatur kencan buta untuk Zoya kali ini
berbuat ulah lagi. Ia mengatur kencan dengan seseorang yang tidak ia kenal.
Tapi Jason, kekasih Elma mungkin sedikit mengenalnya. Itulah kejadian awal
pertemuan Zoya dan Devin. Beranjak dari sebuah kencan tidak jelas, yang
berujung pada keterbukaan Devin mengenai toko marshmallow milik Zoya. Devin menyukai konsep tokohnya yang memang
masih mempertahankan sisi keaslian rumah itu. Dan lokasi yang memang strategis
menjadi bahan pertimbangan untuk Devin. Dan sekarang, dengan semua pertimbangan
itu, Devin menawarkan untuk membeli toko Zoya untuk kemudian ia jadikan sebagai
coffee shop yang memang sudah di
rencanakannya sejak awal.
Namun tawaran itu terang saja mendapat penolakan
dari Zoya. Bukan karena apa, tapi toko itu adalah mimpinya sejak kecil. Mimpi
yang selalu mendekatkannya dan sekaligus menjadi penebus rasa bersalahnya
dengan kejadian masala lalu yang dialaminya. Kehilangan ibunya pada usia 9
tahun membuat gadis itu menyalahkan dirinya sendiri atas peristiwa yang ia
ciptakan sendiri. Dan tentu saja, Zoya menolak tawaran itu dengan alasan bahwa
rumah yang ia sulap menjadi sebuah toko itu bukanlah miliknya, melainkan milik
sang ayah.
Tapi, bukan Devin namanya jika ia menyerah
semudah itu. Atas saran dari orang terdekatnya, ia kemudian menemui ayah Zoya
di Jakarta. Tapi kemudian, laki-laki paruh baya itu juga menolak dengan begitu
cepat setelah mengetahui bahwa Zoya menolak tawaran itu. Aditya¾ayah Zoya¾ tidak punya alasan untuk mengubah keputusan
Zoya atas kepemilikannya sendiri. Karena Zoya adalah anaknya, dan toko itu
adalah impian Zoya sejak kecil.
Terlebih setelah diketahui bahwa nama lengkap
Devin adalah Devin Sastranegara, Aditya seolah memandang Devin dengan aneh.
Bahkan di pertemuan kedua mereka, ayah Zoya itu bahkan meminta Devin untuk
menjuhi Zoya.
Hingga babak baru kesepakatan keduanya dimulai.
Ide itu bersumber dari Devin dan Hugo yang sedang mempraktikkan cara
orang-orang barat menikmati marshmallow
yaitu dengan cara mencelupkannya ke dalam minuman espresso dan sejenisnya hingga sedikit meleleh lalu memakannya. Dan
Hugo dengan polosnya mempraktekkan itu. Dan saat Devin mecobanya, ia juga
merasakan rasa yang berbeda dari kebanyakan marshmallow
yang pernah ia cicipi. Marshmallow dari MarshMeLove lebih enak.
Hingga ide kerja sama dengan menggabungkan coffee shop dan marshmallo terlintas di benak Devin. Langkah awal dari semua itu
melakukan pembicaraan dengn Zoya mengenai usulannya tersebut. Awalnya, Zoya
sedikit ragu, tapi kemudian ia mengiyakan usulan itu dan mengesampingkan saran
ayahnya untuk menjauhi Devin.
Siapa yang menyangka dengan kerja sama yang
melibatkan keduanya akan menyingkap kembali kenangan masa lalu Zoya dan Devin.
Kenangan yang akhirnya menghempaskan perasaan keduanya yang mulai tumbuh tanpa
bisa mereka cegah. Kenangan yang akan membawa mereka ke tempat yang tidak mereka
duga sebelumnya.
***
Terima kasih sebelumnya mbak untuk buntelan
bukunya. Dan juga untuk semua penulis yang mempercayakan bukunya untuk kami
review, kami ucapkan terima kasih.
Untuk covernya di desain sangat manis dengan
warna pink lembut yang mendominasi. Cukup pas dengan konsep ceritanya dengan
latar toko marshmallow. Judulnya
sendiri MarshMeLove diambil dari nama toko dari Zoya, tokoh utama dalam cerita
ini. Di tambah dengan ilustrasi berbagai bentuk marshmallow menambah kesan manis dan feminim sampulnya. Juga sebuah
cangkir yangsaya tebak sebagai espresso juga merupakan salah satu ide cerita
penggabungan sosok Zoya dan Devin sendiri.
Setting yang diambil juga cukup bisa ditelusuri
saat googling. Mulai dari Jakarta, Bandung, Boston dan berbagai tempat lainnya
yang di deskripsikan penulis dengan sangat baik. Saya jadi kagum sendiri dengan
setiap pendeskripsian tempatnya yang begitu detail, jadi seakan-akan
menginjakkan kaki sendiri di tempat itu. Penciptaan suasananya mungkin masih
perlu di perkuat lagi. Sudah bagus, tapi mungkin masih perlu ditambah, sedikit
lagi.
Tata letak isi bukunya juga sudah pas menurut
saya. Ditambah dengan ilustrasi-ilustrasi cute
di dalam buku menambah kesan bahwa ini benar-benar buku MarshMeLove. Cukup buat manjain mata dan nggak bosan liat buku yang
biasanya terkesan monoton.
Konsep cerita sendiri sudah di susun sedemikian
rupa jadinya nggak bosan bacanya. Saya aja bacanya ngalir banget kayak air.
Cara bertuturnya bikin pembaca nyaman sampai nggak bosan buka lembar demi lembarnya.
Pembagian karakter tokohnya menurut saya udah
cukup baik lah. Pendeskripsiannya dan bagaimana pandangan tokohnya sendiri juga
udah di eksplor cukup baik. Tapi satu yang masih mengganjal. Kok, mantan istri
Devin sampai benci segitunya, ya sama Devin. Alasannya apa?
Pemilihan konfliknya juga nggak biasa menurut
aku. Mungkin karena belum pernah nemuin buku sejenis dengan konflik yang
disajikan buku ini. Tapi untuk yang konfliknya yang gini dengan twist-twist kecil membuat pembaca jadi
greget sendiri. Makasih loh untuk penulisnya, mbak Miranti atas bukunya. Sajian
marshmallownya juga berasa banget.
Mau dong, nanti dikirim marshmallow juga...,
Endingnya,,,, tebak sendiri deh. Nggak seru
jadinya kalau semuanya harus di show up
gitu.
I give 4, 6 star for this book.
0 komentar:
Posting Komentar