Judul : Hot and Cold
Penulis :
Ruri Aprina
Editor :
Itanovid
Desainer cover :
Aan_Retiree
Layouter : Fitri
Rahardjo
Pracetak : Endang
Penerbit : de
TEENS
Terbit :
April 2014
Tebal :
247 hlm
ISBN : 978-602-255-529-2Blurb :
Keyna meyukai musik klasik dan segala sesuatu
tentang sejarah. Dia mempunyai pacar bernama Lorenz. Saat liburan musim panas,
Keyna pergi ke Salzburg untuk Oma dan menjaga toko Schnee. Suatu hari, dia tak
sengaja bertemu dengan pemuda dari Indonesia yang memanggilnya Stanza.
Pemuda itu bernama Ravel. Stanza adalah sososk
yang membuat hidupnya terasa pahit. Gara-gara gadis pembawa radio yang pernah
mengungkapkan cintanya pada Ravel. Bahkan mengatakan bahwa mereka adalah
pasangan sejati.
Risih dengan gangguan gadis itu, Ravel berusaha
menjauh namun membuatnya menyesal karena Stanza mengalami kecelakaan pesawat.
Tapi, Stanza bukanlah Keyna. Itu satu hal yang harus dipahaminya.
***
Keyna. Sosok gadis yang ceria dan merupakan
pecinta musik klasik. Menghabiskan waktu luangnya bersama dengan Oma dan toko
Schnee.
Stanza. Cewek ceria dan begitu supel. Fans berat
Ravel dan menjadi satu-satunya cewek yang mengikuti kemana laki-laki itu pergi.
Ravel. Cowok aneh, hangat dan dingin sekaligus
tergantung dari sisi mana ia terlihat. Memilih untuk ikut dalam liburan singkat
teman-temannya.
Lorenz. Cowok ganteng dan merupakan laki-laki
yang membuat Keyna terpesona seketika. Merupakan pemain biola di Orchestra yang
dipimpin ayah Lorenz.
Gisha. Gadis yang selalu berusaha ada untuk
Ravel. Gadis itu menimpan segala bentuk perasaannya untuk Ravel.
***
Keyna bersama dengan ayahnya menghadiri sebuah
pertunjukkan Orchestra yang sudah memang sudah lama diinginkannya. Dia juga
bersama dengan Velly sahabatnya. Di sana, dia begitu terpukau dengan sosok
Lorenz yang memainkan biolanya dengan sangat baik dan menakjubkan. Mungkin
Keyna memang sudah lama terpesona dengan permainan laki-laki itu. Bakatnya
bukan dari mana-mana karena orangtuanya sendiri yang menurunkan itu padanya.
Dan setelah pandangan mereka bertaut, Keyna tidak menyia-nyiakan kesempatan
untuk menyunggingkan senyum terbaiknya.
Keyna. Masih tercatat sebagai mahasiswi jurusan
sejarah dan pengetahuan kultur di universitas Wina. Tapi kabar liburan musim
panas benar-benar adalah sebuah berkah untuknya. Tentu saja dia menyukai
liburan. Apalagi setelah mendengar omanya yang sedang sakit. Dia pun memilih
liburan di sana sekaligus menjaga oma dan menggantikannya mengurus toko Schnee.
Dan saat itu, ia sudah resmi menjadi kekasih Lorenz. Hubungan mereka cukup
harmonis sejauh ini dan mereka saling memberi perhatian satu sama lain. Dengan
musik-musik Mozart, Bach, Beetoven, kisah Keyna terus bergulir.
Di Salzburg, Keyna memilih untuk merawat Omanya
dan menggantikannya mengelola schnee. Dengan diiringi suara musik klasik, Keyna
biasanya menjaga toko. Tapi saat segerombolan manusia masuk ke tokonya dengan
bahasa yang sangat dimengertinya¾Indonesia¾ia merasa sedikit senang. Setidaknya, dia tidak harus selalu bicara
dalam bahasa yang dimengerti Omanya. Walau tidak dipungkiri, Keyna sering
mengomel dalam bahasa Indonesia jika merasa kesal dengan Omanya itu.
Dan diantara gerombolan itu, ada satu laki-laki
dengan pakaian hoodie dan celana
training kebesaran memandang Keyna dengan tatapan yang sulit diartikan.
Laki-laki itu perlahan berjalan mendekati Keyna dan mencengkeram bahunya.
Dengan wajah pucat dan suara yang bergetar, hanya satu kata yang lolos keluar
dari mulutnya, Stanza.
***
Stanza moment!
Stanza dan Ravel pertama kali berpapasan dan
mengobrol saat sama-sama dihukum pada saat upacara bendera. Walau pertemuan
mereka itu tidak lepas dari perdebatan kecil. Hingga pertemuan-pertemuan
berikutnya, Stanza menunjukkan dengan sangat nyata bahwa dia menyukai Ravel.
Dia ada untuk melihat Ravel latihan lari bersama dengan tape yang sudah cukup tua, bahkan satu insiden menggemparkan satu
sekolah. Saat siaran radio, Ravel datang hendak meminta lagu yang lain karena
sejak tadi, gadis itu hanya memutar lagu-lagu klasik dari tapenya. Dan berujung pada mikrofon yang lupa dimatikan, Stanza
menyatakan rasa sukanya pada Ravel.
Sejak saat itu, satu sekolah memasangkan mereka
menjadi pasangan di sekolah. Sahabat-sahabat Ravel bahkan kompak menggodanya
saat Stanza kembali menemui Ravel untuk sekedar memberikan bekal makan siang
atau menyemangatinya saat latihan berlari. Tapi di sisi lain, Gisha, gadis yang
juga menyimpan rasa untuk Ravel harus bisa sabar karena Stanza selalu ada di
dekat laki-laki yang disukainya.
Lain lagi saat Ravel terlibat perkelahian dengan
anak sekolah sebelah. Stanza tanpa di duga ada di sekitar mereka saat
perkelahian terjadi, dan Ravel pun memutuskan untuk menarik gadis itu menjauh
dari tempat itu dengan diikuti musuhnya. Tapi ajaibnya, Stanza justru yang
menuntun Ravel menuju tempat persembunyian favoritnya. Di belakang sebuah
gedung yang sering menampilkan orchestra yang selalu menyajikan musik klasik
kesukaan Stanza.
***
Setelah pertemuan yang aneh itu, keesokan harinya, laki-laki itu kembali lagi ke Schnee.
Dia memperhatikan Keyna lebih dekat dan mulai menanyakan pertanyaan aneh yang
biasa ditayakan oleh orang-orang kurang kerjaan. Tapi justru dari sanalah,
kedekatan mereka bermula. Mulai dari mengejar anak-anak yang mengambil barang
dari tokonya dan kabur hingga insiden jadi guide
dadakan untuk rombongan Ravel, yah, itu adalah namanya. Akhirnya Keyna tahu
namanya.
Keyna menunjukkan tempat-tempat menarik pada
rombongan Ravel, tapi ia sendiri memilih memisahkan diri setelah melihat Ravel
justru menyendiri. Memutuskan untuk menemani Ravel, Keyna justru harus
menanggung malu saat baju putihnya justru harus basah dan memamerkan sesuatu
dibaliknya. Setelah insiden itu, kisah sebenarnya justru baru saja dimulai.
Ravel yang harus mengambil sesuatu yang ada pada
Keyna harus rela saat ternyata ia tertinggal rombongan menuju ke Paris. Dan
alhasil, tanpa uang dan tempat tinggal, ia pun meminta untuk bisa tinggal di
rumah Keyna dengan syarat ia harus menjadi pegawai Schnee. Ravel tidak mungkin
menolak kecuali jika ingin menjadi gelandangan.
Hari demi hari berlalu hingga kenyataan kemudian
menghempaskan perasaan Keyna dan membawanya pada perasaan yang baru. Melihat
kejadian itu di depan matanya membuatnya tidak bisa berkata apa-apa. Lorenz
bersama dengan perempuan lain padahal ditelpon dia mengatakan sedang sibuk
untuk pertunjukkan berikutnya.
Lalu apa yang akan Keyna lakukan pada saat
perasaan baru terbentuk untuk sosok Ravel, perasaan itu justru yang kembali
menghempaskannya ketika sosok kekasih kembali muncul.
***
Untuk covernya, kesan biru samar-samar dan
nuansa yang terkesan gelap cukup cocok dengan konsep cerita yang ditawarkan
penulis. Pemilihan ilustrasinya pun cocok untuk musik klasik. Covernya simple
tapi ngena sasaran.
Pemilihan settingnya bisa dibilang good.
Kekuatan setting ceritanya kuat banget dan seakan menjerumuskan pembaca untuk
menjelajahi semua tempat di dalam cerita ini. kesedihan, tawa bahkan keusilan
seakan-akan bisa dirasakan sendiri oleh pembaca. Cukup senang dengan penuturan
penulis mengenai beberapa lokasi yang digambarkan cukup jelas dan detail. Feel
tokohnya juga dapet banget.
Tata letak bukunya juga sudah baik. Walau ada
beberapa lembar yang tinta tulisannya ketebalan. Ilustrasi melodinya beserta tape juga ikut di dalam buku ini.
Mungkin yang sedikit saya sayangkan dari buku ini adalah warnanya sangat minim.
Saya sudah berulang kali membaca buku DIVA yang penuh warna. Mungkin di awal
bab bisa diselipkan warna seperti biru selembar untuk menambah kesan hidup
bukunya.
Penggambaran tokohnya sendiri menurut aku udah
bagus banget yah. Sosok Keyna yang begitu nyata banget. Stanza, Ravel dan yang
lainnya menambah kesan nyata yang semakin kuat dengan scene mereka
masing-masing.
Pemilihan konflik. Mungkin saya sudah beberapa
kali menemui pemilihan konflik yang seperti ini dibuku-buku terjemahan. Ada
juga di beberapa buku lokal, tapi tetap aja nuansanya lain karena bareng sama
musik klasik. Kebetulan, saya juga senang banget sama musik klasik, apalagi
karya Maurice Ravel dan Choopin.
Ada seikit typo sih dalam buku ini, tapi minimal
banget deh. Karakter Arthur dan Gisha juga di sini mungkin perlu di perkuat
lagi, karena lagi-lagi mereka memiliki peran cukup penting untuk perkembangan
alur ceritanya.
Dan lagi-lagi endingnya,,,, selamat membaca,
I gve 4,3
star for this book.
0 komentar:
Posting Komentar