Pages

Review Return By Elvira Natali



Judul               :  Return
Penulis             :  Elvira Natali
Ilustrator         :  Nesia Anindita
Penerbit           :  Gramedia Pustaka Utama
Terbit               :  Februari 2014
Tebal               :  232 hlm
ISBN               :  978-602-03-0205-8





Blurb :

Felicia

Sepanjang hidupnya, dia tidak pernah mendapati pemuda yang bersikap sedemikian hangat kepada semua orang. Yutaka begitu ceria dan penuh cinta. Lambat laun, kenyataan itu semakin menciptakan tanda tanya besar dalam benaknya: Apakah dia benar-benar nyata?

Yutaka

Seumur hidupnya, dia belum pernah bertemu dengan gadis cuek yang hampir tidak pernah tersenyum. Felicia sangat misterius dan tak terjangkau. Namun, entah mengapa hal itu malah membuatnya makin peduli sekaligus penasaran: Kenapa dia bisa begitu gelap dan muram?

Semuanya berawal dari hamparan salju di Milan...
Ada yang diam-diam menangis pilu dalam hati, ada yang ceria dan
selalu penuh tawa. Tentu saja berbagai kebingungan selalu
mengiringi keduanya pada setiap perjumpaan, karena mereka memang tak sama.
Pada akhirnya, perbedaan memang selalu punya cara untuk
menyatukan. Tapi, bagaimanakah rajutan kisah mereka akan berakhir?

***

Felicia. Gadis menyenangkan dan periang. Tapi siapa yang tahu bahwa ada dasar yang gelap di dalam hatinya.

Yutaka. Laki-laki ramah dna selalu menebar senyum di mana-mana. Benarkah dia bahagia?

Marcel. Laki-laki yang akan segera atau akan menjadi atau sudah menjadi tunangannya. Sadarkah ia akan lembah gelap di hadapannya?

***

Felicia. Gadis ceria dan bersemangat. Mempunyai segelintir orang yang menyayangi dan tidak segan-segan untuk turun tangan sendiri demi memastikan gadis itu baik-baik saja. Sebut saja Marcel. Laki-laki yang akan menjadi tunangannya itu tahu bahwa Felicia pasti akan pulang bagaimanapun keadaannya. Tidak terkecuali saat tetesan air hujan mulai membasahi bumi. Felicia bisa saja langsung sakit dan harus mendapatkan omelan dari sang ibu. Sebelum keadaan bertambah buruk, Marcel datang dan mengantar Felicia pulang. Tapi ada satu misi rahasia yang harus dilakukan Marcel sebelum membawa Felicia ke rumah gadis itu. Ia harus memastikan Felicia memakain pakaian yang kering. Dan misi selesai.

Saat ini, Felicia disibukkan dengan kegiatan konser amal yang akan di adakan sekolahnya. Gadis yang gemar bernyanyi itu pun ambil bagian dalam menyanyi. Dan sudah menjadi hal yang pasti kalau suara gaduh tepuk tangan akan terdengar setelah gadis itu menyelesaikan lagunya. Sedang Marcel, laki-laki itu juga disibukkan dengan tugas akhirnya di bangki kuliah. Dia menghabiskan banyak waktu untuk skripsinya. Dan ia tidak pernah setengah-setengah dalam menjalani itu. Felicia sangat mendukung kekasihnya itu. Tapi siapa yang tahu, diam-diam... di hati Felicia Volney ia tak ingin berpisah dengan Marcel yang akan melanjutkan kuliahnya di Milan.

Gadis itu benci ketika mendengar satu kata. Milan! Kata itu seperti bunyi lonceng yang memekakkan telinga. Semua orang mungkin akan terlihat antusian jika bisa ke kota itu. Tapi lain halnya dengan Felicia Volney. Dia memilih untuk tidak lagi menginjakkan kaki di sana. setelah hal buruk itu terjadi. Setelah kota itu merenggut pria yang sangat di cintainya.

Sesuai kesepakatan kedua orang tua Marcel dan Felicia, mereka berdua bertunangan setelah Marcel menyelesaikan studinya dan Felicia lulus dari SMA. Dan tidak lama berselang, Marcel kemudian berangkat ke Milan untuk studinya dan Felicia melanjutkan pendidikannya di universitas.

Tapi sepertinya, kota Milan menjadi kutukan untuk orang-orang terdekat Felicia. Setelah kematian ayahnya saat Musim dingin di Milan, kali ini, tunangannya-Marcel-terjatuh dari tangga kampusnya dan sekarang di rawat di rumah sakit. Saat itu juga musim dingin. Siapa yang tahu, bagaimana takdir mengikat Felicia Volney dengan kota Milan. Mungkinkah ada rahasia lain yang di sembunyikan kota itu untuknya? Ataukah hanya keburukan saja yang mengintai Felicia di kota itu?

Seakan tidak cukup, Marcel kemudian kehilangan sebagian ingatannya. Amnesia parsial, di mana penderita hanya melupakan kejadian-kejadian tertentu dalam hidupnya. Dan orang yang tidak ada dalam memori Marcel adalah Felicia Volney, tunangannya sendiri. Awalnya gadis itu sedikit syok. Tapi kemudian ia bertekad untuk membuat Marcel mengingat dirinya. Ia mengunjungi laki-laki itu setiap mempunyai waktu luang. Ia menceritakan kejadian-kejadian yang mereka lalui. Semua itu tidak berpengaruh terhadap ingatan Marcel. Laki-laki itu tetap tak mengingatnya. Hingga Marcel kemudian sering merasa sakit kepala saat Felicia menceritakan tentang mereka berdua yang membuat gadis itu harus menjaga jarak dengan laki-laki itu.

Rasanya terlalu sakit saat orang yang dulunya menyayangimu berbalik seakan tidak ingin mengenalmu karena rasa sakit yang ditimbulkan saat bersamamu. Seperti itulah yang dirasakan Felicia. Hingga suatu keputusan berani harus diambil gadis itu untuk kebaikannya dengan Marcel. Ia menerima beasiswa dari Juilliard dengan banyak pertimbangan. Mulai dari Marcel hingga mamanya yang tidak pernah jauh dari Felicia. Setelah membulatkan tekad, Felicia Volney akhirnya meninggalkan Indonesia untuk kebaikan Marcel. Tapi gadis itu tidak pernah tahu, bahwa diam-diam ada rasa aneh yang menelusup ke salah satu hati manusia saat perpisahan itu.

Felicia menjadi salah satu yang berbakat di Juilliard hingga ia mampu menjadi penyanyi papan atas di Amerika. Kesuksesan membawanya pada jalan yang begitu terang tetapi mungkin juga sedikit sepi karena ia menjalaninya tanpa orang-orang yang disayanginya. Tapi ia profesional. Ia mampu melakukannya. Bahkan saat lokasi pembuatan video musik terbarunya di pindahkan ke kota Milan. Kota yang menjadi pangkal kesedihannya.

Tapi siapa yang akan tahu, bahwa di sana telah menunggu seorang pria yang tidak pernah melepaskan senyuman dari bibirnya untuk semua orang. Keramahan dan kesabaran sudah sangat melekat diri laki-laki itu. Laki-laki yang akan menjadi pasangannya di video musik terbarunya. Laki-laki yang bernama Yutaka. Berbagai kisah di goreskan satu persatu di memori otak Felicia tentang Yutaka. Keramahan laki-laki itu, pertolongannya, senyumnya, dan juga matanya. Hingga kemudian rasa itu diam-diam menelusup ke hati keduanya tanpa permisi.

Tapi sanggupkah mereka melalui ujian yang menghadang mereka setinggi tembok yang mustahil mereka lewati? Bagaimana kemudian mereka menekan perasaan yang sudah terlanjut terpatri di dasar jiwa? Akankah rasa itu akan hilang seperti kapas yang begitu mudahnya di terbangkan oleh angin? Lalu bagaimana saat kemudian hati yang lain kembali menyapa, menawarkan kebahagiaan yang sebanding dengan pengorbanan? Akankah rasa itu masih sama?

***

Untuk sis Vira, makasih untuk buntelan bukunya. Harusnya review Janji hati lebih dulu, tapi mendadak penasaran setelah baca blurb sampul belakang. Hihihi J Sekarang sang penulis review ini bisa bermain dengan kata-kata dan mendadak sok puitis. Ceh ilehhh,,, tapi beneran, saat nulis review ini bawaannya pengen nostalgia mulu’.

Well, kembali ke review.

Untuk covernya sendiri, kami cukup suka pemilihan warna dan perpaduannya dengan ilustrasi kota Milan. Warnanya menciptakan kesan klasik dan tidak langsung mengadung arti kenangan. Seakan lihat sampulnya bisa langsung jatuh cinta. Di tambah dengan ilustrasi yang menambah kesan misterius covernya.

Untuk tata letak isinya sudah cukup baik. Eh, di sini kami menemukan beberapa typo sebenarnya. Kami bahasnya di bagian ini aja yah. Typonya mungkin karena ketidak sengajaan jadi bisa dimaklumi.

Pemilihan settingnya sendiri, Indonesia-Milan cukup bagus menurut kami. Milan menyimpan kenangan pahit untuk Felicia tapi kemudian Milan juga yang mengantarkan Felicia untuk mencintai kota tersebut karena bertemu dengan sosok Yutaka yang ceria tetapi sekaligus penuh misteri. Ihh,,, gemes liat keduanya kalo kayak gitu di kehidupan nyata kayaknya.

Pemilihan karakter tokohnya sendiri sudah dipikirkan dengan matang oleh penulisnya. Jadi setuju aja kalau kami bilang sudah baik karena karakter masing-masing dalam ceritanya beda-beda. Tapi ada benang merah yang memang menghubungkan semua tokohnya. Pembagian karakternya juga udah pas banget. Tapi kadar teh hijau untuk Yutaka mungkin bisa sedikit di tambah,, hihih, emang minuman teh hijau.  Kangen Yutaka L L L

Pemilihan konfliknya, yah, kami suka banget yang ini. Nggak perlu banyak kata-kata sih, suka, ya suka.

Banyak kosakata yang diulang-ulang sih padahal paragrafnya deketan loh. Terus Juilliard University? bukannya Juilliard School yah? Maaf kalau salah. Tapi setahu kami kayak gitu. Typo cukup banyak juga,  dan jelas itu bukan karena ketidaksengajaan. Baca novelnya kayak nostalgia sama karyanya Ilana Tan. hihihi

Ending?? “Promise me, you will always be happy, Felcia Volney. Cause then, I will as well,”

3 star for this book.






0 komentar:

Posting Komentar