Pages

Review Ai No Kiseki By Risma Ridha


Judul                           :  Ai No Kiseki
Penulis                         :  Risma Ridha
Editor                          :  Floria Aemilia
Desainer cover            :  Ann_Retiree
Layouter                      :  Fitri Raharjo
Pracetak                      :  Endang
Penerbit                       :  Senja (DIVA Press)
Terbit                           :  April 2014
Tebal                           :  311 hlm.
ISBN                           :  978-602-255-517-9





Blurb :

Ara terpaku mendengar setiap kejujuran yang terucap dari bibir Hiro. Pemuda itu telah berkorban banyak untuknya. Dan setelah sekian lama menunggu, keajaiban itu akhirnya kembali. Penantian yang tulus, tak akan pernah sia-sia. Ia mengambil omamori dalam sakunya, kemudian menyerahkannya pada Hiro.

“Kau menepati janjimu. Mengambil kembali omamori ini diwaktu yang tepat. Untung aku belum membukanya. Kalau tidak, pasti harapan yang kau tulis tidak akan pernah terkabul.”

“Aku berdoa agar kita dipertemukan kembali di waktu yang tepat. Hari ini, tepat setahun aku memberikan omamori itu padamu, kan? Kami-sama mendengar permohonanku.”

“Jika kau sedang terjebak dalam situasi yang sulit, pejamkan matamu. Buka memorimu dengan berjuta kenangan indah yang pernah kau alami. Dan carilah keajaiban.”

***
"Aku belum pernah terluka sebelumnya. dengan kekuatanku, tak akan ada seorang pun yang menyakitiku. tapi mengapa melihatmu menangis dan terluka, begitu membuatku tak berdaya seketika?" - Akihiro Kiseki
Ara. Gadis blasteran Indonesia-Jepang. Merancang perjalanan bersama dengan dua temannya yang ia kenal lewat sosmed. Dan di sana-di Jepang- kisah ini bermula.

Hiro. Cowok misterius yang dengan rela menampung Ara saat konflik terjadi dalam kelompok backpakernya.

Jirou. Laki-laki yang selalu membuat Ara tertawa dan sosok yang selalu memberikan kenyamanan dan ketenangan.

***

Kisah ini bermula dengan perjalan tiga orang gadis untuk liburan ke Jepang. Adalah Rika, Ara dan Sherly yang saling mengenal lewat sosmed dan kemudian merencanakan perjalanan ke Jepang itu. Tapi ada satu hal yang sedikit mengganjal. Ara pergi ke Jepang tanpa sepengetahuan ibunya. Tapi mereka tetap melakukan tur menyenangkan di Jepang. Dan setelah melakukan perjalanan dengan pesawat terbang, akhirnya mereka sampai juga di bandara Kansai.  Yang merupakan salah satu bandara tersibuk di Osaka.

Di ruang tunggu, ada sosok cowok jutek yang benar-benar membuat emosi Ara naik turun. Cowok jutek yang tampang asli orang Jepang. Ditambah lagi saat dmpetnya tiba-tiba saja hilang yang membuat gadis itu pusing tujuh keliling. Tapi lagi-lagi, memang dasar cowok jutek, ternyata ia tahu dompet Ara tapi tidak mengembalikannya. Saat salah satu teman Ara menemukan dompetnya, ada catatan kecil yang terselip di sana. Dan laki-laki itu..., bisa berbahasa Indonesia.

Di prefektur Osaka, kejadian mencoba konstum kembali membawa Ara pada petualangan baru yang menjadi awal dari semua konflik batin selama dia di Jepang. Saat mencoba kostum sailormon gratis,  ia dikejutkan dengan seorang pria Jepang yang tiba-tiba menarik tangannya dan membawanya sebagai pasangan ke perlombaan kostum. Tapi ada yang aneh! Saat keduanya berpisah, Ara merasakan tubuhnya seperti dihantam roket. Di saat bersamaan pula, pria Jepang yang bernama Jirou juga berusaha menahan berat tubuhnya saat tetesan darah mulai menetes dari hidungnya.

... Saat di mana mimpi dan kenyataan berada dalam satu dimensi? Gadis itu sepertinya pernah hadir di mimpiku. Dan sekarang, aku benar-benar bertemu dengannya di alam nyata. Tapi mengapa hati ini terasa begitu sakit?

Setelah bertemu kembali dengan teman seperjalanannya menyusuri Jepang, justru perdebatanlah yang mereka dapatkan. Ara berpisah dengan kedua temannya. Dan siapa yang menyangka, bahwa gadis itu akan dipertemukan dengan sebuah benda yang bisa membangkitkan semua kenangan serta sesuatu yang lama terkubur di dalam hatinya? Biola! Yah biola tanpa pemilik tergeletak bisa begitu saja. Ara mendekat dan mencoba memainkannya sedikit, tapi tiba-tiba saja senarnya putus.

Dan takdir kembali menjungkirbalikkan hidup gadis itu. Ia kembali bertemu dengan pria jutek yang ditemuinya di bandara. Akihiro Kiseki. Begitulah pria itu memperkenalkan dirinya. Ara berniat kabur karena ia tahu bahwa harga senar biola sangat mahal, tetapi kemudin Hiro mengucapkan kalimat yang membuatnya mau tidak mau harus diikutinya. Menjadi violinis untuk grup band Hiro.

Penampilan pertamanya dengan band Hiro bisa dikatakan bencana. Di lagu pertama, ia membuat salah satu penonton berteriak untuk memintanya turun. Lagu selanjutnya mereka semua tersenyum, lagu berikutnya..., Ara melarikan diri karena berusaha menyusul dua orang temannya yang sempat terpisah-Rika dan Sherly.

Tapi sungguh malang, ia kemudian mendapat kata-kata pedas dari Rika. Dan ujungnya, ia harus kembali berpisah dengan keduanya. Siapa yang  tahu bagaimana takdir Tuhan bekerja. Ara akhirnya tinggal di rumah Hiro. Pertunjukkan sebenarnya justru baru dimulai sejak itu. Sejak Yuko, gadis yang senar biolanya diputuskan oleh menerima tantangan Ara untuk berkompetensi. Jika Ara yang menang di AYO¾Association Youth Orchestra ia tidak akan mengembalikan biola Yuko. Tapi jika Yuko yang menang, Ara harus segera angkat kaki dari rumah hiro dan tidak boleh meminta bantuan hiro lagi. Dan Hiro lah yang harus mengajari Ara not balok yang sala sekali tidak di mengertinya. Ara memang bisa memainkan biola, tapi ia tidak membutuhkan semua not-not itu untuk bisa menciptakan ada indah. Karena darah seniman sudah mengalir di dalam darahnya.

Ara akhirnya mengikuti seleksi anggota AYO. Di sana banyak sekali kejutan untuknya. Pertemuannya kembali dengan Jirou, lelaki di perlombaan kostum animasi dan kejutan lainnya. Sensasi pertarungan benar-benar di rasakan Ara. Mulai dari pengurangan skornya sampai begitu berani menentang salah satu panitia di sana.

Tapi siapa yang tahu bahwa kenangan yang kau simpan rapat-rapat justru memberontak untuk segera keluar dari ingatan saat sosok itu justru duduk di hadapanmu menyaksikan permainan biolamu yang indah? Terpaku! Tentu saja. Dan berbagai kejutan lain menyambut Ara setelah itu. Pertemuannya dengan laki-laki paruh baya yang sangat dirindukannya tetapi sekaligus menciptakan ruang sepi dan dingin dihatinya, kenyataan yang justru kembali menghempaskanya pada sosok yang mulai membuatnya nyaman, dan juga kenyataan lain yang menghubungkan semuanya pada satu tali bernama keluarga.

Selamat menikmati perjalan Ara.

***

Sebelumnya, kami ucapkan terima kasih untuk buntelan buku dari kak Risma. Maaf juga baru posting sekarang reviewnya karena pas Ramadhan semuanyaa fokus ibadah dari baru aktif senin nanti sebenarnya. Tapi gak apa-apa kalau post reviewnyanya sekarang kan?

Untuk covernya, menurut kami sih sudah mewakili isi dari cerita. Ada koper yang mewakili backpacker, sosok seorang gadis, biola, dan juga tangkai bunga sakura. Tapi mungkin kami sedikit mempermasalahkan maksud dari kenapa posisi gadis itu seperti itu? Apakah itu karena menunggu? Dan latar tempat itu di Bandara, harusnya ada setidaknya bayangan orang-orang yang berlalu lalang walaupun samar. Dan mungkin maksud dari posisi gadis itu hanya menunggu dan menanti.

Untuk pemilihan latarnya mungkin untuk penerbit DIVA banyak yah, yang pilih Jepang. Kami kebetulan suka banget baca bukunya DIVA Press, dan kebanyakan buku yang kami baca latarnya kalau nggak Indonesia, Korea, Jepang, Rusia dan Istanbul. Tapi paling banyak nemu yang Jepang. Tapi konsep yang ditawarkan mungkin berbeda-beda tiap ceritanya. Mungkin sedikit saran aja, kalau novel berikutnya, kalau pilih setting tempatnya di luar negeri, mungkin bisa coba tempat yang belum terjamah tangan-tangan penulis. Dan kalau di Indonesia pun, coba di eksplor tempat-tempat yang berbeda dengan penulis kebanyakan. Jadi tulisannya punya ciri khas.

Untuk tata letak isinya sudah cukup baik menurut kami. Walaupun mungkin, ada beberapa typo masih kami temukan, tapi gak terlalu parah sih.

Untuk pemilihan tokohnya, karakter Ara diciptakan cukup datar. Emosinya gak di jaga jadi gak terlalu srek sama tokoh yang satu ini. Pembagian karakternya lumayan mengikuti porsi masing-masing. Tapi untuk keseluruhan cerita tiap bab, ada beberapa paragraf awal dari setiap bab yang dimulai kurang baik jika dikatan itu untuk menarik perhatian pembaca. Tapi lumayan gak bikin pembaca harus balik ke lembaran sebelumnya untuk mencari tahu kesinambungan cerita.

Konfliknya sendiri menurut kami diciptakan cukup baik dengan berbagai kejutan-kejutan,  kenyataan dan semuanya! Kami sepakat mengatakan bagus untuk konfliknya.

Ending...? Dibaca aja yah!

3 bintang untuk Ai No Kiseki.