Pages

unforgettable moment : Mizan and 1000 rupiah perhari

 MIZAN AND ME <3


Kali saya akan menceritakan sedikit banyak pengalaman saya bersama dengan mizan. Semuanya dimulai sekitar beberapa tahun yang lalu saat umurku masih 15 tahun. Iseng-iseng ngerjain teman yang lagi asik baca buku waktu itu sampai nangis-nangi. Melihat temanku yang samar kuingat bernama Rani itu sedang asik duduk dikursi pojok kelas. Ia tersenyum sendiri lalu termanyun sendiri. Aku sedikit penasaran ide jail pun muncul. Aku merebut bukunya dan membawanya lari seiring dengan langkah kakiku meninggalkan ruang kelas. Aku tidak mengingat judul bukunya hanya warna cokelat kekuningannya yg ku ingat. Tanpa sengaja saat itu aku terjatuh dan bukunya jatuh kedalam kubangan air. Rani berdiam diri lalu terlihat setitik air mata di sudut matanya. Aku benar-benar merasa bersalah waktu itu dan berjanji padanya untuk mengganti bukunya dengan yang baru.
Aku jelas, menyuruh pamanku mencari buku yang sama persis dipelosok pulau jawa. Sambil menunggu hasil pencarian buku itu, aku mencoba membersihkan buku Rani yang ku jatuhkan tadi. Kulihat logo Mizan dan tulisan Mizan dicover belakang buku. Lalu aku mencoba membacanya lagi dan lagi tanpa bosan. Yang masih ku ingat saat itu adalah kata penyemangat bagi para wanita yang dianggap rendah. Tetap melangkah maju walau kerikil-kerikil tajam menghadang sepanjang perjalanan para wanita pejuang tersebut.
Hmm,, alhasil setelah menunggu selama seminggu, buku ganti untuk Rani pun ada. Tapi aku belum sempat mesan juga karena waktu itu ekonomi keluarga aku minim banget. Buku rani yang sebelumnya jatuh ke kubangan air pun tidak tahu ada dimana. Teman-teman yang meminjam pun tidak berinisiatif untuk mengembalikan. Akhirnya selama 3 tahun terakhir, aku banyak membaca buku Mizan terbitan Bentang Pustaka, Noura dan Plot Point, Mizan juga dong. Mizan mengajariku arti perjuangan, arti kebersamaan dan betapa berharganya uang seribu rupiah untuk aku tabung demi membeli buku-buku Mizan.

0 komentar:

Posting Komentar