Pages

"Kuis Seven Days by. Rhein Fathia"


Seven Days by. Rhein Fathia. 1st Winner of Novel Qanita Romance CompetitionNah, kuisnya cukup jawab pertanyaan:
"Anggap ada yang mau bayarin kamu jalan-jalan ke mana aja, nggak peduli berapa biayanya. Kamu diberi waktu selama TUJUH HARI dan haarus mengajak SATU orang saja. Ke mana kamu akan pergi traveling, sama siapa, dan apa alasannya?"
Saat ditanya seperti itu, mungkin seseorang yang menduduki posisi pertama adalah mama dan papa. Tapi karena disini hanya satu orang, jadi aku tidak bisa memilih mereka. Jadi hanya tersisa satu kandidat terakhir, seseorang yang telah menolongku saat aku hampir saja tenggelam.


Saya sebagai wanita muslim pastinya ingin menginjak Tanah Suci Mekkah, tapi rasanya waktunya sempit banget. Jadi saya memilih Persia, dan saya ingin mengajak kakak ku tercinta "Anthy". Alasannya, karena saya dan kakak sangat menyukai arsitektur dan begitu mengagumi keindahan budaya Arab, baik itu kesenian maupun keindahan kota yang ditawarkan. Bisa dibilang kami tidak jauh berbeda, kami berdua suka sejarah dan mencintai arsitektur sejarah. Dan satu lagi, karena disana kami bisa mendengar suara-suara yang menakjubkan. Saya ingin mempunyai kenangan manis dengan kakak saya yang selama ini telah melindungi saya dan menyelamatkan saya dari sebuah tragedi yang hampir saja merenggut nyawa saya.

Jadi, mungkin seperti inilah jadwal kami (saya dan kakak) selama tujuh hari di Persia.

Hari Pertama

Karena sejak dulu kakak suka banget sama bangunan sejarah, jadi saya akan mengajak kakak ke Reruntuhan Persepolis. Sejak 1979, Persepolis telah menjadi situs warisan dunia UNESCO. Pengen banget liat kakak bahagia karena akhirnya bisa melihat sendiri gerbang Persepolis yang biasanya dilihat dari gambar saja.



































Hari Kedua
Hari kedua kami akan mengunjungi Bagh-e Ferdows. Atau mungkin sebagian orang lebih akrab dengan nama Museum Film Teheran. Yah, namanya pecinta sejarah pasti harus ke museum dong. Itu hukumnya wajib, udah kayak Sholat. Tapi ini bukan museum yang nampung fosil atau yang biasanya ada di museum. Museum ini dilengkapi perpustakaan, teater fil. dan dark room. Dark room biasanya untuk para seniman yang ingin meresapi karya-karya pendahulunya.


Hari Ketiga
Hari Ketiga, saya akan mengajak kakak untuk mengunjungi Makam Imam Ali Reza di Mashhad. Salah satu tempat yang semestinya kita kunjungi. Sebenarnya alasannya adalah karena kubah emasnya itu dan lagi-lagi keindahan arsitekturnya.


Hari Keempat-Keenam
Wah, ini hari yang saya tunggu. Sebelumnya saya sempat mengemukakan alasan kenapa saya memilih Persia, yaitu karena di Persia saya bisa mendengar suara-suara yang menakjubkan. Dimana lagi kalau bukan di Mausoleum penyair. Di Mausoleum inilah para penyair bersyair indah dengan puisi-puisi dan berjuta kata yang penuh makna. 

Yang pertama adalah Mausoleum Hafiz. Saya ingin membuat kakak terpesona dengan untaian kata yang diucapkan para penyair tersebut.


Lalu menuju ke Mausoleum Ibnu Sina, dimana tempat itu juga sekaligus menjadi makam Ibnu Sina.

Dan My favorite, Mausoleum Saadi. Disini didominasi warna favorite aku, biru. Ah... dan kakak juga suka bunga, jadi tmpat ini pas untuk istirahat sejenak.


Dan selanjutnya Mausoleum Attar yang sekali lagi menyuguhkan pemandangan yang menakjubkan dengan nuansa  warna biru langit.



Dan selanjutnya, Mausoleum Ferdowsi.


And finally, Mausoleum Khayyam. Mausoleum penyair terakhir yang ingin saya kunjungi bersama kakak ku.


Hari Ketujuh>>> Hari Terakhir.
Rasanya sedih juga secepat ini udah harus balik. Sebelum menuju ke Bandara, Saya dan kakak harus mampir dulu ke Masjid Goharsyad. Ini adalah tempat yang akan kami kunjungi juga pada hari ketiga. Salah satu Masjid yang akan kami lewati saat menuju Bandara. Sholat dan Ber'doa demi keselamatan dan kelancaran kepulangan kami ketanah air.



"Sejarah adalah siklus puisi yang ditulis oleh waktu pada kenangan manusia"
Alasan yang paling utama adalah saya ingin memberikan kado kecil untuknya sebelum pernikahannya kelak. Karna kelak jika kakak sudah menikah, ia akan disibukkan dengan kehidupan barunya. Dan saya berharap secuil kenangan tercipta dalam perjalanan kami yang penuh nuansa romantika Persia bersama dengan Penyair dengan bahasanya yang menggugah hati.


Rhein Fathiah Blog
http://www.rheinfathia.com

Rhein Fathiah Fanspage
http://www.facebook.com/RheinFathiaWriter

0 komentar:

Posting Komentar